Kota ini juga menempati peringkat nomor satu dalam keamanan digital, yang mencakup kebijakan privasi kota, keamanan siber, dan rencana kota pintar secara keseluruhan.
Sydney telah memimpin upaya ini antara lain dengan kerangka strategis Smart City, yang merekomendasikan beberapa inovasi untuk membuat kota-kota menjadi lebih terhubung dan lebih aman.
Misalnya, rencana tersebut menguraikan bagaimana sensor pintar dapat ditempatkan di tempat sampah, lampu jalan, dan bangku taman untuk mengumpulkan informasi tentang penggunaan keseluruhan, arus transportasi, dan aktivitas pejalan kaki. Demikian pula, lampu pintar dan jaringan CCTV dapat meningkatkan keamanan setelah gelap dan ekonomi malam hari.
Beberapa ide ini sudah digunakan di Sydney selatan dalam bentuk hub ChillOUT: ruang terbuka tempat warga dapat berkumpul di bawah lampu pintar, terhubung ke WiFi dan plug in elektronik. Data tentang penggunaan fasilitas dikirim ke pemerintah kota sehingga mereka dapat lebih memahami dan beradaptasi dengan bagaimana warga berinteraksi dengan infrastruktur kota.
Baca juga: Lockdown Sydney Akhirnya Berakhir Setelah 106 Hari
Ibu kota Jepang ini berada di peringkat kelima dalam indeks secara keseluruhan dan peringkat teratas indeks keamanan kesehatan, yang mengukur faktor-faktor seperti layanan kesehatan universal, kesiapan pandemi, harapan hidup, kesehatan mental, dan kematian akibat Covid-19.
Meskipun kasus melonjak selama Olimpiade, jumlahnya telah turun secara dramatis seiring vaksinasi mencapai hampir 60 persen dari populasi. Di hadapan kabar positif ini, Jepang mengumumkan berakhirnya keadaan darurat federal dan pencabutan pembatasan secara bertahap pada akhir September 2021.
Sebagai gantinya, negara tersebut berencana untuk mendorong penggunaan paspor vaksin untuk masuk ke fasilitas medis dan acara-acara besar, dan bahkan mendorong bisnis untuk menawarkan diskon atau kupon kepada pemegang paspor.
Tokyo juga masuk dalam lima besar untuk keamanan infrastruktur, yang mencakup keselamatan transportasi, keramahan bagi pejalan kaki, dan jaringan transportasi. Sebagai kota pejalan kaki yang terhubung dengan kereta api, Tokyo dibangun untuk mendorong warganya untuk berjalan dan berinteraksi dengan masyarakat - yang, akibatnya, membuahkan partisipasi warga yang lebih kuat dalam menjaga keamanan dan rasa tanggung jawab bersama untuk mencegah kejahatan.
"Dari pusat barang hilang di berbagai stasiun kereta api hingga sepeda yang tidak perlu dikunci, ada rasa hormat yang sangat besar pada kesejahteraan orang lain," kata Sena Chang, penduduk Tokyo dan pendiri majalah The Global Youth Review.
Ia ingat saat kehilangan tas belanjanya di pusat kota, kemudian menemukannya di tempat yang ia tinggalkan, bersama sebuah catatan dengan pesan yang baik. "Budaya kolektivisme selama berabad-abad dan rasa hormat kepada satu sama lain membuat Tokyo menjadi kota paling aman yang pernah saya tinggali," ujarnya.
Baca juga: Mengapa Wilayah Jepang Terbagi Antara Kanto dan Kansai?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.