Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Dituduh Curi Data Vaksin AstraZeneca untuk Racik Dosis Sputnik V

Kompas.com - 11/10/2021, 10:17 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Daily Mail

LONDON, KOMPAS.com - Laporan dari The Sun menuding Rusia mencuri data vaksin AstraZeneca untuk meracik dosis Sputnik V.

Sumber keamanan yang melaporkan hal itu mengeklaim, ada bukti mata-mata yang bekerja untuk Kremlin mencuri cetak biru vaksin AstraZeneca dari perusahaan farmasi multinasional.

Klaim tersebut muncul hanya beberapa bulan setelah Presiden Vladimir Putin mengonfirmasi dia sudah disuntik vaksin Sputnik V, saat mendesak orang-orang Rusia mau divaksinasi terhadap Covid-19.

Baca juga: Carina Joe, Ilmuwan Indonesia Salah Satu Pemilik Hak Paten Vaksin AstraZeneca

Pada September, hasil dari dua uji klinis awal yang dilakukan di Moskwa dan diterbitkan dalam jurnal bergengsi Inggris The Lancet menunjukkan, vaksin Sputnik V menggunakan teknologi serupa dengan dosis buatan Oxford-AstraZeneca, dan terbukti aman serta efektif.

Ilmuwan Barat independen mengatakan hasilnya cukup meyakinkan, tetapi memperingatkan bahwa uji coba itu terlalu sempit karena hanya melibatkan 76 orang, dan relawan semuanya sehat serta sebagian besar berusia 20-an hingga 30-an tahun.

Daily Mail pada Senin (11/10/2021) mewartakan, uji coba berlangsung di dua rumah sakit di Moskwa, Rumah Sakit Burdenko dan Rumah Sakit Universitas Sechenov.

Peserta berusia antara 18-60 tahun dan semuanya dianggap sehat tanpa kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Pada fase 1 percobaan, relawan diberi satu dosis vaksin untuk melihat apakah mereka mengalami efek samping negatif.

Hampir 60 persen peserta mengalami rasa sakit di tempat suntikan mereka, sementara setengahnya menderita suhu tinggi. Ini umumnya dianggap ringan, efek yang dapat diterima.

Baca juga: Rusia Izinkan Uji Klinis Lanjutan Campuran Vaksin AstraZeneca-Sputnik V

Sebanyak empat dari 10 orang melaporkan sakit kepala, sementara seperempat lainnya merasa lemah atau kekurangan energi, lalu 24 persen mengalami nyeri otot dan sendi.

Semua gejala ini ringan dan cukup umum pada banyak vaksin adenovirus lainnya, sehingga Sputnik V dianggap aman dan dapat ditoleransi dengan baik.

Laporan tersebut juga mengeklaim Rusia juga memusatkan perhatian ke Brasil, India, Indonesia, dan Kanada, karena diyakini sebagai pasar potensial vaksin Sputnik.

Hal ini karena mereka meyakini negara-negara tersebut dipandang sebagai pasar ekspor potensial bagi Sputnik.

Baca juga: Indra Rudiansyah, Pemuda Indonesia di Balik Terciptanya Vaksin AstraZeneca


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com