PYONGYANG, KOMPAS.com - Korea Utara mengumumkan menguji coba rudal anti-pesawat, beberapa hari setelah mereka meluncurkan rudal hipersonik.
Uji coba itu direspons Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang menyebut tesnya mengancam stabilitas dan keamanan kawasan.
Pyongyang jelas tidak tinggal diam. Mereka menegaskan senjata itu hanyalah keperluan pertahanan diri, seraya menuding AS dan Korea Selatan standar ganda.
Baca juga: Uji Coba Terbaru, Korea Utara Luncurkan Rudal Anti-pesawat
Uji coba senjata anti-pesawat itu menjadi tanda baru dari Korea Utara, yang sejak awal tidak mengendurkan pengembangan militernya.
Kantor berita pemerintah KCNA memberitakan, senjata baru itu mempunyai kemampuan tempur dahsyat, yang dilengkapi teknologi terbaru.
Uji coba tersebut terjadi setelah Pemimpin Kim Jong Un mengajukan upaya perdamaian dengan "Negeri Ginseng".
Dilansir BBC Jumat (1/10/2021), Kim menyerukan supaya jalur komunikasi khusus Utara dan Selatan dipulihkan.
Tetapi di saat bersamaan, Kim Jong Un menuding AS "terlalu menggembar-gemborkan keterlibatan mereka dalam upaya diplomatik".
Kim menyatakan, Washington berusaha menipu masyarakat internasional dan menyembunyikan aksi permusuhan mereka.
Baca juga: Naik Pangkat, Adik Perempuan Kim Jong Un Tempati Pos Teratas di Pemerintahan Korea Utara
Beberapa analis menerangkan, Pyongyang berusaha memisahkan Korea Selatan dari AS, dengan mengintensifkan komunikasi ke tetangganya.
Ada keyakinan, engara penganut ideologi Juche tersebut meminta Seoul supaya mendesak AS melonggarkan sanksi dunia.
Selama setahun terakhir, Utara terisolasi dari dunia ketika menangguhkan hubungan dagang mereka dengan sekutu utama, China.
Baca juga: Korea Utara Klaim Luncurkan Rudal Hipersonik, Teknologi Militer Mereka Makin Maju
Utara memutuskan menutup perbatasannya untuk mencegah infeksi Covid-19, di mana mereka mengeklaim tidak melaporkan adanya penularan.
Pada pekan lalu, Utara menembakkan proyektil yang mereka umumkan sebagai rudal hipersonik, mampu melesat hingga lima kali kecepatan suara.
Kemudian pada bulan lalu, badan pengawas nuklir PBB mengungkapkan Korea Utara mengaktifkan lagi reaktor yang dipakai memproduksi senjata nuklir.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.