Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keunikan Kota Llivia: "Merdeka" dari Spanyol, Bebas Dukung Catalonia

Kompas.com - 28/09/2021, 12:57 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

KOMPAS.com - Catalonia masih terombang-ambing hingga saat ini. Inginkan kemerdekaan, tapi Spanyol tampaknya masih tak mau melepaskan.

Deklarasi kemerdekaan sudah dilakukan. Tapi toh belum juga mendapat pengakuan.

Tapi, seperti sempat diulas Kompas.com, 2017 lalu, di kota Llivia, deklarasi kemerdekaan Catalonia dari Spanyol sempat dirayakan amat meriah.

Baca juga: Tokoh Separatis Catalonia Carles Puigdemont Ditangkap di Italia

Alun-alun kota jadi saksi para warga, yang merayakan kemerdekaan tanpa khawatir adanya tindakan tegas dari kepolisian Spanyol.

Penduduk Llivia, memang merayakan kemerdekaan Catalonia dari Spanyol pada 1 Oktober.

Tetapi sebenarnya, secara fisik, kota ini sudah "merdeka" dari Spanyol selama beberapa abad.

Kota dengan luas sekitar 13 kilometer persegi ini memiliki keunikan secara georgrafis.

Ini terjadi akibat Perjanjian Pyrenees pada 1659, yang merupakan hasil dari perang antara Spanyol dan Perancis yang terjadi lebih dari dua dekade di masa itu.

Baca juga: Ratusan Ribu Orang Catalonia Turun ke Jalan Tuntut Kemerdekaan dari Spanyol

Sesuai perjanjian, hanya "pedesaan" yang akan diserahkan Spanyol kepada Perancis.

Llivia saat itu sudah dianggap sebagai kota, sehingga tetap berada di bawah kekuasaan Spanyol, khususnya wilayah Catalonia.

Alhasil, selama lebih dari 350 tahun, kota Llivia benar-benar "terkunci" sebagai daerah kantung Spanyol atau enclave di wilayah Perancis.

Artinya, kota Llivia secara administrasi merupakan wilayah Spanyol atau Catalonia, tetapi sepenuhnya dikelilingi wilayah Perancis.

Saat ini, satu-satunya penghubung Llivia dengan Catalonia adalah sebuah jalan raya N-154 sepanjang kurang dari empat kilometer.

 

Jalan ini menghubungkan Llivia dengan kota Spanyol terdekat, Puigcerda, dua jam berkendara dari Barcelona.

"Polisi Spanyol tak akan pernah melintasi perbatasan Perancis untuk mencegah warga kota menentukan nasibnya," kata wali kota Llivia saat itu, Elies Nova.

Baca juga: Separatis Catalonia Akan Serbu Jalanan Jelang Negosiasi Baru dengan Spanyol

Dikelilingi wilayah Perancis memberikan Llivia keuntungan tersendiri. Terutama saat memberikan suara dalam referendum yang dianggap ilegal oleh Pemerintah Spanyol.

Di hari referendum digelar, saat secara misterius koneksi internet di Llivia putus, wali kota memutuskan untuk menggunakan sambungan internet Perancis sehingga pemungutan suara bisa terus berlangsung.

Dan, dengan kondisi wilayahnya yang "merdeka" dari Spanyol itu, maka perasaan menjadi sebuah bangsa merdeka sudah lama dirasakan warga Llivia.

Tak heran jika dukungan untuk merdeka dari Spanyol amat kuat di Llivia.

Baca juga: Pep Guardiola Diharapkan Jadi Presiden Catalonia

Di hari referendum, warga Llivia menunjukkan dukungannya untuk lepas dari Spanyol.

Sebanyak 561 dari 591 suara sah menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan.

Para pendukung kemerdekaan di Llivia bahkan memecahkan rekor dunia Guinness saat menyalakan 82.000 batang lilin untuk membentuk Estelada, bendera Catalonia merdeka, sebelum referendum digelar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com