Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Keunikan Kota Llivia: "Merdeka" dari Spanyol, Bebas Dukung Catalonia

KOMPAS.com - Catalonia masih terombang-ambing hingga saat ini. Inginkan kemerdekaan, tapi Spanyol tampaknya masih tak mau melepaskan.

Deklarasi kemerdekaan sudah dilakukan. Tapi toh belum juga mendapat pengakuan.

Tapi, seperti sempat diulas Kompas.com, 2017 lalu, di kota Llivia, deklarasi kemerdekaan Catalonia dari Spanyol sempat dirayakan amat meriah.

Alun-alun kota jadi saksi para warga, yang merayakan kemerdekaan tanpa khawatir adanya tindakan tegas dari kepolisian Spanyol.

Penduduk Llivia, memang merayakan kemerdekaan Catalonia dari Spanyol pada 1 Oktober.

Tetapi sebenarnya, secara fisik, kota ini sudah "merdeka" dari Spanyol selama beberapa abad.

Kota dengan luas sekitar 13 kilometer persegi ini memiliki keunikan secara georgrafis.

Ini terjadi akibat Perjanjian Pyrenees pada 1659, yang merupakan hasil dari perang antara Spanyol dan Perancis yang terjadi lebih dari dua dekade di masa itu.

Sesuai perjanjian, hanya "pedesaan" yang akan diserahkan Spanyol kepada Perancis.

Llivia saat itu sudah dianggap sebagai kota, sehingga tetap berada di bawah kekuasaan Spanyol, khususnya wilayah Catalonia.

Alhasil, selama lebih dari 350 tahun, kota Llivia benar-benar "terkunci" sebagai daerah kantung Spanyol atau enclave di wilayah Perancis.

Artinya, kota Llivia secara administrasi merupakan wilayah Spanyol atau Catalonia, tetapi sepenuhnya dikelilingi wilayah Perancis.

Saat ini, satu-satunya penghubung Llivia dengan Catalonia adalah sebuah jalan raya N-154 sepanjang kurang dari empat kilometer.

Jalan ini menghubungkan Llivia dengan kota Spanyol terdekat, Puigcerda, dua jam berkendara dari Barcelona.

"Polisi Spanyol tak akan pernah melintasi perbatasan Perancis untuk mencegah warga kota menentukan nasibnya," kata wali kota Llivia saat itu, Elies Nova.

Dikelilingi wilayah Perancis memberikan Llivia keuntungan tersendiri. Terutama saat memberikan suara dalam referendum yang dianggap ilegal oleh Pemerintah Spanyol.

Di hari referendum digelar, saat secara misterius koneksi internet di Llivia putus, wali kota memutuskan untuk menggunakan sambungan internet Perancis sehingga pemungutan suara bisa terus berlangsung.

Dan, dengan kondisi wilayahnya yang "merdeka" dari Spanyol itu, maka perasaan menjadi sebuah bangsa merdeka sudah lama dirasakan warga Llivia.

Tak heran jika dukungan untuk merdeka dari Spanyol amat kuat di Llivia.

Di hari referendum, warga Llivia menunjukkan dukungannya untuk lepas dari Spanyol.

Sebanyak 561 dari 591 suara sah menyatakan dukungan terhadap kemerdekaan.

Para pendukung kemerdekaan di Llivia bahkan memecahkan rekor dunia Guinness saat menyalakan 82.000 batang lilin untuk membentuk Estelada, bendera Catalonia merdeka, sebelum referendum digelar.

https://www.kompas.com/global/read/2021/09/28/125757870/keunikan-kota-llivia-merdeka-dari-spanyol-bebas-dukung-catalonia

Terkini Lainnya

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke