Sedari awal, Presiden Duterte menyerukan agar ASEAN juga menggalang kerja sama di bidang militer. Duterte berkata, ASEAN akan diperhitungkan di kancah global bila negara negara anggotanya menjalin hubungan kerja sama juga dibidang militer.
Seruan Presiden Duterte ini tidak pernah memperoleh tanggapan yang memuaskan dari negara anggota ASEAN lainnya.
Kelihatannya arah dari seruan Presiden Duterte adalah ingin mewujudkan mimpi tentang munculnya kekuatan baru di Asia dan Afrika yang menggantikan hegemoni negara barat.
Perkembangan terakhir pemerintah Filipina sehubungan dengan meningkatnya isu laut China Selatan, justru berada dalam posisi sulit dalam mengembangkan hubungan dengan China atau dengan Amerika.
Kembali ke Indonesia, di mana dan harus bagaimana Indonesia memosisikan dirinya. Cara yang sangat mudah melihat hal ini adalah dengan mengamati menuju ke arah mana industri strategis khususnya industri pertahanannya berjalan.
Sebagai contoh soal mungkin bisa ditelusuri dari perjalanan PTDI yang sejak awal berdiri mendekat ke Eropa, yaitu Spanyol.
Setelah tidak merasa “nyaman” untuk terus berjalan dengan Spanyol, PTDI pindah ke Korea Selatan dengan berbagai pertimbangan.
Mitra strategis dalam mengembangkan industri pertahanan setidaknya adalah sebuah refleksi dan bagian utuh dari kebijakan luar negeri sebuah pemerintahan.
Pemilihan mitra strategis yang ideal adalah merujuk pada negara yang tidak berada di tengah kancah konflik.
PTDI dengan pertimbangan tertentu tetap memilih Korea Selatan yang masih memiliki masalah besar dengan Korea Utara. Pilihan yang pasti sudah memperhitungkan risiko akan banyak gangguan di tengah jalan saat bermitra dengan negara yang berada di tengah “konflik”.
Profesor Habibie sendiri menyayangkan keputusan itu dari sisi lain, yaitu dengan pertimbangan bahwa dalam teknologi pembuatan pesawat terbang Indonesia sudah lebih maju dibanding dengan Korea Selatan.
Dari contoh ini maka secara tersamar Indonesia terlihat sulit memosisikan dirinya ditengah dinamika pertarungan pengaruh kekuatan negara besar di panggung global.
AUKUS lebih mempertajam lagi kutub kekuatan perang negara-negara besar. AUKUS dipercaya sebagai tidak lanjut gejala ikutan dari perkembangan US-China Trade War.
Sejauh ini, sebelum AUKUS, Indonesia tetap berusaha memelihara hubungan baik dengan Australia , Inggris dan Amerika Serikat.
Pada saat yang sama Indonesia juga sangat erat berhubungan dengan China. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana sikap Indonesia pasca AUKUS?