Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Chappy Hakim
KSAU 2002-2005

Penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia"

Australia, Inggris dan Amerika Serikat – Di mana Indonesia?

Kompas.com - 20/09/2021, 14:04 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sedari awal, Presiden Duterte menyerukan agar ASEAN juga menggalang kerja sama di bidang militer. Duterte berkata, ASEAN akan diperhitungkan di kancah global bila negara negara anggotanya menjalin hubungan kerja sama juga dibidang militer.

Seruan Presiden Duterte ini tidak pernah memperoleh tanggapan yang memuaskan dari negara anggota ASEAN lainnya.

Kelihatannya arah dari seruan Presiden Duterte adalah ingin mewujudkan mimpi tentang munculnya kekuatan baru di Asia dan Afrika yang menggantikan hegemoni negara barat.

Perkembangan terakhir pemerintah Filipina sehubungan dengan meningkatnya isu laut China Selatan, justru berada dalam posisi sulit dalam mengembangkan hubungan dengan China atau dengan Amerika.

Kembali ke Indonesia, di mana dan harus bagaimana Indonesia memosisikan dirinya. Cara yang sangat mudah melihat hal ini adalah dengan mengamati menuju ke arah mana industri strategis khususnya industri pertahanannya berjalan.

Sebagai contoh soal mungkin bisa ditelusuri dari perjalanan PTDI yang sejak awal berdiri mendekat ke Eropa, yaitu Spanyol.

Setelah tidak merasa “nyaman” untuk terus berjalan dengan Spanyol, PTDI pindah ke Korea Selatan dengan berbagai pertimbangan.

Mitra strategis dalam mengembangkan industri pertahanan setidaknya adalah sebuah refleksi dan bagian utuh dari kebijakan luar negeri sebuah pemerintahan.

Pemilihan mitra strategis yang ideal adalah merujuk pada negara yang tidak berada di tengah kancah konflik.

PTDI dengan pertimbangan tertentu tetap memilih Korea Selatan yang masih memiliki masalah besar dengan Korea Utara. Pilihan yang pasti sudah memperhitungkan risiko akan banyak gangguan di tengah jalan saat bermitra dengan negara yang berada di tengah “konflik”.

Profesor Habibie sendiri menyayangkan keputusan itu dari sisi lain, yaitu dengan pertimbangan bahwa dalam teknologi pembuatan pesawat terbang Indonesia sudah lebih maju dibanding dengan Korea Selatan.

Dari contoh ini maka secara tersamar Indonesia terlihat sulit memosisikan dirinya ditengah dinamika pertarungan pengaruh kekuatan negara besar di panggung global.

AUKUS lebih mempertajam lagi kutub kekuatan perang negara-negara besar. AUKUS dipercaya sebagai tidak lanjut gejala ikutan dari perkembangan US-China Trade War.

Sejauh ini, sebelum AUKUS, Indonesia tetap berusaha memelihara hubungan baik dengan Australia , Inggris dan Amerika Serikat.

Pada saat yang sama Indonesia juga sangat erat berhubungan dengan China. Pertanyaan yang muncul kemudian adalah bagaimana sikap Indonesia pasca AUKUS?

Halaman:

Terkini Lainnya

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Israel Batal Sita Kamera Associated Press Setelah Panen Kecaman

Global
Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Hari Ini, Irlandia dan Norwegia Akan Mengakui Negara Palestina Secara Resmi

Global
Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Pecah Rekor Lagi, Pendaki Nepal Kami Rita Sherpa Capai Puncak Everest 30 Kali

Global
Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Presiden Iran Meninggal, Puluhan Ribu Orang Hadiri Pemakaman Ebrahim Raisi

Global
Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Rangkuman Hari Ke-818 Serangan Rusia ke Ukraina: 3.000 Napi Ukraina Ingin Gabung Militer | 14.000 Orang Mengungsi dari Kharkiv 

Global
Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Belum Cukup Umur, Remaja 17 Tahun di India Pilih Partai PM Modi 8 Kali di Pemilu

Global
Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Menlu AS Tuding ICC Hambat Gencatan Senjata Perang Israel-Hamas

Global
Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Menteri Keamanan To Lam Resmi Terpilih Jadi Presiden Vietnam

Global
Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Anggota Kabinet Perang Israel Ron Dermer Sebut Tak Ada Kelaparan di Gaza, Kok Bisa? 

Global
Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Amelia Earhart, Perempuan Pertama yang Melintasi Atlantik

Internasional
6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

6 Fakta soal Helikopter Presiden Iran, Termasuk Buatan AS dan Sudah Usang

Global
Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Rusia Umumkan Mulai Latihan Peluncuran Senjata Nuklir Taktis

Global
Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Penumpang yang Tewas dalam Singapore Airlines Berencana Berlibur ke Indonesia

Global
[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

[POPULER GLOBAL] Singapore Airlines Turbulensi Parah | Hasil Penyelidikan Awal Kecelakaan Helikopter Presiden Iran

Global
Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Presiden Iran Meninggal, Turkiye Adakan Hari Berkabung

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com