Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Umumkan Wanita Afghanistan Boleh Kuliah, tapi Kelasnya Dipisah

Kompas.com - 31/08/2021, 22:06 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Taliban menyatakan, wanita Afghanistan diizinkan kuliah. Namun kelas mereka harus dipisah dari mahasiswa pria.

Penjabat menteri pendidikan tinggi mengumumkan, di bawah aturan mereka dosen pria tidak diizinkan mengajar mahasiswi.

Pengumuman itu dibuat di tengah kekhawatiran bagaimana masa depan hak perempuan setelah milisi itu berkuasa.

Baca juga: 8 Anggota Taliban Diklaim Tewas Melawan Pasukan Gerilya di Lembah Panjshir

Sejak merebut ibu kota Kabul pada 15 Agustus, kelompok itu sudah mengindikasikan aturan berdasarkan interpretasi mereka akan syariat.

Taliban sudah berjanji kepada warga Afghanistan dan komunitas internasional tidak akan kembali ke periode 1996-2001.

Seusai pertemuan pada Minggu (29/8/2021), Penjabat Menteri Pendidikan Tinggi Abul Baqi Haqqani berujar warga diperbolehkan kuliah lagi.

"Sesuai dengan penerapan syariat, maka dalam pelaksanaannya mahasiswa putra dan putri dipisah," papar Haqqani.

Dilansir Daily Mail Selasa (31/9/2021), Haqqani menjelaskan pihaknya akan mengubah kurikulum yang Islami dan masuk akal.

Perubahan kurikulum tersebut akan selaras dengan nilai sejarah, negara, dan Islam. Serta bisa berkompetisi dengan negara lain.

Saat pemerintahan Presiden Ashraf Ghani, hak wanita dan pelajar putri dijamin, sehingga mereka bisa bekerja dan bersekolah.

Berdasarkan keterangan Taliban Watch, tidak semua universitas menerima saran tersebut, terutama kampus swasta.

Para pemilik kampus swasta menerangkan mereka tidak mempunyai cukup dosen perempuan untuk menunjang segregasi pembelajaran itu.

Jurnalis Bashir Ahmad Gwakh dalam kicauannya mengatakan, segregasi itu secara efektif menghilangkan wanita dari pendidikan tinggi.

Sebabnya, perguruan tinggi tidak mempunyai sumber daya atau anggaran yang cukup untuk menambah tenaga pengajar.

Baca juga: Pemimpin Veteran Afghanistan Berencana Temui Taliban untuk Bentuk Front Baru Penentu Pemerintahan Selanjutnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Terjadi Lagi, Perundingan Gencatan Senjata Gaza Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Presiden Ukraina Pecat Kepala Pengawalnya atas Rencana Pembunuhan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com