Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Tentara Inggris Ini Buat Rute Pelarian bagi Dia dan 400 Orang di Wilayah Taliban

Kompas.com - 31/08/2021, 15:37 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Seorang mantan tentara Inggris mengungkapkan, dia membuat rute pelarian dari wilayah Taliban untuk menyelamatkan dirinya dan 400 warga Afghanistan lainnya.

Ben Slater dulunya bergabung dengan kesatuan Polisi Militer Kerajaan Inggris. Namun kini mengelola usaha di Kabul bernama Nomad Concepts Group.

Slater yang bertugas mengawal duta besar Inggris menuturkan, London tidak menerbitkan visa untuknya maupun 50 stafnya, kebanyakan perempuan.

Baca juga: Mantan Dubes AS untuk Afghanistan: Naiknya Taliban Buat Wanita Panik

Dia mengatakan tak punya pilihan lain selain mengungsi lewat jalan darat, dan membagi rencananya bersama kementerian luar negeri dan kementerian pertahanan.

Meninggalkan Afghanistan lewat darat hampir mustahil dicapai, karena perbatasan yang ditutup dan harus melewati pemeriksaan Taliban.

Diwartakan Telegraph, Slater sudah membantu puluhan orang mengungsi. Namun dia sendiri tak bisa mendapatkan bantuan karena kekhawatiran milisi bergerak lagi.

"Saya berharap, pemerintah bisa mengurus visa kami, atau berbicara dengan kementerian luar negeri di negara tujuan kami," kata dia.

Dilansir Daily Mail Senin (30/8/2021), Telegraph menyebut Slater mendeskripsikan dirinya sudah dikecewakan oleh London.

Dia mengungkapkan awalnya mendapatkan pemberitahuan bahwa dalam satu jam ke depan, dia harus menyerahkan nama orang yang hendak dievakuasi.

Baca juga: Trump: AS Harus Ambil Tindakan, Cegah Taliban Kuasai Senjata AS

Slater menceritakan dia menduga ada yang berusaha menjebaknya supaya dia melewatkan tenggat waktu evakuasi.

Dia dan stafnya tetap berangkat ke Bandara Hamid Karzai di Kabul, sebelum dihubungi dan dikatakan mereka tak bisa melewati pemeriksaan Taliban.

Slater mengatakan, dia begitu geram karena semua telepon tiba-tiba dialihkan otomatis pada Jumat (27/8/2021), ketika Inggris merampungkan operasinya.

Si mantan tentara tersebut memutuskan untuk menggelar operasi penyelamatannya sendiri, dan membawa 400 warga Afghanistan termasuk stafnya.

Pekan lalu, London menginstruksikan warganya supaya pergi ke perbatasan daripada mencoba berangkat bandara.

Baca juga: Penarikan Akhir Pasukan AS menjadi Momen Bersejarah bagi Taliban

Namun, muncul kekhawatiran dengan dikosongkannya kedutaan dan milisi menjaga perbatasan, menuju ke sana adalah tantangan besar.

Meski milisi sudah berjanji akan membiarkan mereka yang ingin pergi dari Afghanistan, Slater tetap mengkhawatirkannya.

Kementerian Luar Negeri, Penbangunan, dan Persemakmuran (FCDO) memilih menolak berkomentar karena kasusnya dianggap individu.

Meski begitu, mereka menyatakan bekerja keras untuk memastikan warga Inggris maupun Afghanistan yang ingin dievakuasi dipermudah.

Baca juga: Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Lanjutkan Pendidikan, tetapi...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Pedemo Israel Cegat Truk Bantuan ke Gaza, Banting Makanan sampai Berserakan

Global
[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com