Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu China kepada AS: Dunia Harus Membimbing Taliban Secara Positif

Kompas.com - 30/08/2021, 21:47 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

BEIJING, KOMPAS.com – China mengatakan komunitas internasional harusnya terlibat dengan Taliban di Afghanistan dan membimbing kelompok tersebut secara positif.

Pernyataan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri China Wang Yi saat berbicara melalui sambungan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Minggu (29/8/2021).

Wang menuturkan, Washington harus bekerja dengan komunitas internasional untuk memberikan bantuan ekonomi dan kemanusiaan ke Afghanistan.

Baca juga: Video Viral Milisi Taliban Bawa Senjata di Belakang Presenter TV saat Siaran

Dia juga meminta AS dan komunitas internasional membantu rezim baru di sana menjalankan fungsi pemerintahan secara normal, menjaga stabilitas sosial, dan menyetop jatuhnya nilai mata uang afghani.

"Sambil menghormati kedaulatan Afghanistan, AS harus mengambil tindakan nyata untuk membantu Afghanistan memerangi terorisme dan menghentikan kekerasan, daripada bermain standar ganda atau memerangi terorisme secara selektif," kata Wang.

Politikus senior Partai Komunis China itu juga memperingatkan bahwa penarikan secara tergesa-gesa berpotensi membuat kelompok teroris untuk menghimpun kekuatan kembali dan menjadi lebih kuat.

Saluran televisi milik pemerintah China mewartakan, panggilan telepon tersebut dilakukan atas undangan Washington.

Baca juga: Taliban Beri Jaminan ke Barat Akan Biarkan Semua yang Memenuhi Syarat Tinggalkan Afghanistan

Di sisi lain, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS Ned Price mengatakan bahwa Blinken dan Wang berbicara tentang pentingnya masyarakat internasional mengawal Taliban.

Pasalnya, Taliban berkomitmen untuk mejamin perjalanan yang aman dan kebebasan untuk bepergian bagi warga Afghanistan dan warga negara asing.

Sebenarnya, “Negeri Panda” belum secara resmi mengakui Taliban sebagai penguasa baru Afghanistan.

Tetapi bulan lalu, Wang Yi menjamu kepala biro politik Taliban Mullah Baradar beserta rombongannya ketika mereka mengunjungi China.

Baca juga: Kolonel Afghanistan Ini Ungkap Penyebab Utama Kejatuhan Negaranya ke Taliban

Wang menuturkan dunia harus membimbing dan mendukung negara itu saat transisi ke pemerintahan baru alih-alih menempatkan lebih banyak tekanan di atasnya.

Wang sebelumnya sempat mengatakan kepada Blinken pada 16 Agustus bahwa penarikan pasukan AS dari Afghanistan secara tergesa-gesa memiliki dampak negatif yang serius.

Kendati demikian, dia juga berjanji untuk bekerja sama dengan Washington dalam mempromosikan stabilitas di negara itu.

Namun, Wang mengatakan AS tak bisa lagi mengharapkan kerja sama China jika Washington berusaha untuk menahan dan menekan China serta merusak hak dan “kepentingan” Beijing.

Baca juga: China Minta AS dan Dunia “Membimbing secara Positif” Afghanistan di Bawah Taliban

Di sisi lain, Wang dan Blinken dalam panggilan telepon terbarunya juga membahas hubungan antara AS dengan China.

Wang berujar, komunikasi terbaru antara kedua negara tentang Afghanistan dan perubahan iklim menunjukkan bahwa dialog dan kerja sama lebih baik daripada konfrontasi.

"China akan mempertimbangkan bagaimana terlibat dengan pihak AS berdasarkan sikap AS terhadap China," kata Wang.

Baca juga: Tak Pernah Tampil di Publik, di Mana Pemimpin Tertinggi Taliban Sembunyi?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Rangkuman Hari Ke-807 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Angkat Lagi Mikhail Mishustin | AS Pasok Ukraina Rp 6,4 Triliun

Global
ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

ICC Didesak Keluarkan Surat Perintah Penangkapan Netanyahu

Global
143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

143 Negara Dukung Palestina Jadi Anggota PBB, AS dan Israel Menolak

Global
AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com