KABUL, KOMPAS.com – Potongan video yang menunjukkan sejumlah milisi Taliban di belakang presenter televisi Afghanistan yang sedang melakukan siaran viral di internet.
Potongan video tersebut beredar luas di di media sosial dan menjadi perbincangan oleh banyak pihak sebagaimana dilansir News.com.
Koresponden CNN, Yalda Hakim, juga mengunggah potongan video tersebut melalui akun Twitter-nya.
Baca juga: Taliban Beri Jaminan ke Barat Akan Biarkan Semua yang Memenuhi Syarat Tinggalkan Afghanistan
Dalam rekaman itu, pembawa acara program debat politik Pardaz dari saluran televisi Peace Studio membacakan pernyataan dari Taliban kepada para audiensnya.
Ketika membacakan pernyataan itu, dua milisi bersenjata berdiri di belakangnya. Potongan tersebut tidak berbahasa Inggris dan tidak disertai teks terjemahannya.
Afghanistan TV - surreal
This is what a political debate now looks like on Afghan TV, Taliban foot soldiers watching over the host. The presenter talks about the collapse of the Ghani govt & says the Islamic Emirate says the Afghan people should not to be afraid #Afghanistan pic.twitter.com/oEverVgLOE
— Yalda Hakim (@BBCYaldaHakim) August 29, 2021
Dalam twitnya, Hakim menulis bahwa presenter tersebut terdengar membahas kejatuhan pemerintah dan mengatakan bahwa rakyat Afghanistan tidak perlu takut.
"Inilah yang sekarang terlihat seperti debat politik di televisi Afghanistan, milisi Taliban mengawasi pembawa acara,” tulis Hakim.
Baca juga: Kolonel Afghanistan Ini Ungkap Penyebab Utama Kejatuhan Negaranya ke Taliban
News.com menyebutkan bahwa Hakim melarikan diri dari Afghanistan saat masih kecil bersama keluarganya, hingga akhirnya menetap di Australia.
Dia juga sempat mengorek Taliban baru-baru ini ketika juru bicara kelompok itu, Suhail Shaheen, tiba-tiba meneleponnya saat siaran langsung.
Akhirnya, Hakim mengizinkan Shaheen membacakan pernyataan dan menyiapkan wawancara dadakan tentang deklarasi kemenangan Taliban di Kabul.
Setelah itu, Hakim melontarkan banyak pertanyaan kritis kepada Shaheen dalam wawancara dadakan dan tak terduga tersebut.
Baca juga: China Minta AS dan Dunia “Membimbing secara Positif” Afghanistan di Bawah Taliban
Selama wawancara, Shaheen berjanji Taliban akan membawa perdamaian di Afghanistan.
Shaheen juga mengeklaim bahwa Taliban akan menghormati hak-hak perempuan dan mengizinkan mereka mengakses pendidikan.
“Seharusnya tidak ada kebimbangan, kami yakin orang-orang Afghanistan di Kabul, bahwa harta benda dan kehidupan mereka aman. Tidak akan ada balas dendam pada siapa pun. Kami adalah abdi masyarakat dan negara ini,” kata Shaheen.
Shaheen menuturkan, para petinggi Taliban telah menginstruksikan pasukannya untuk tetap berada di gerbang Kabul, bukan memasuki kota.
Baca juga: Tak Pernah Tampil di Publik, di Mana Pemimpin Tertinggi Taliban Sembunyi?
“Kami sedang menunggu transfer kekuasaan secara damai. Tentu saja, kami menginginkan pemerintahan Islam,” kata Shaheen.
Taliban dengan cepat menduduki sejumlah wilayah di Afghanistan setelah mayoritas pasukan asing meninggalkan negara tersebut.
Puncaknya, pada 15 Agustus, kelompok tersebut berhasil memasuki Kabul tanpa perlawanan dari pasukan pemerintah Afghanistan.
Baca juga: Taliban Rampas Helikopter Black Hawk dan Humvee Peninggalan AS di Afghanistan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.