Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Izinkan Perempuan Afghanistan Lanjutkan Pendidikan, tetapi...

Kompas.com - 31/08/2021, 07:50 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Perempuan Afghanistan akan diizinkan untuk melanjutkan pendidikan "dengan aman", selama studi mereka sejalan dengan interpretasi Taliban terhadap hukum Islam, menurut penjabat menteri pendidikan tinggi kelompok militan Abdul Baqi Haqqani.

Haqqani juga menambahkan, kelas campuran jender akan dilarang. Pengumuman itu disampaikannya pada Minggu (29/8/2021) di sebuah “Loya Jirga”, pertemuan dewan pemimpin suku dan faksi di Afghanistan.

Baca juga: POPULER GLOBAL: AS Serang Kendaraan ISIS-K Penuh Bahan Peledak | Hambali, Otak Bom Bali 2002, Akan Diadili AS

"Orang-orang Afghanistan akan melanjutkan pendidikan tinggi mereka berdasarkan hukum Syariah dengan aman tanpa berada dalam lingkungan campuran laki-laki dan perempuan," katanya, menurut AFP.

Dia menambahkan, Taliban sedang menciptakan kurikulum yang masuk akal dan Islami yang sejalan dengan nilai-nilai Islam, nasional, dan sejarah Afghanistan, di sisi lain masih dapat bersaing dengan negara lain.

Sebagian besar sekolah di Afghanistan sudah dipisahkan berdasarkan gender sebelum pengambilalihan Taliban awal bulan ini.

Diperkirakan dua pertiga anak perempuan di negara itu tidak bersekolah, menurut Human Rights Watch mengutip Business Insider.

Ketika Taliban sebelumnya berkuasa dari 1996 hingga 2001, Taliban melarang perempuan dan anak perempuan bekerja dan sekolah.

Baca juga: Bukan Taliban, Warga Afghanistan Ternyata Lebih Takut Akan Masalah Ini Setelah Pasukan Barat Pergi

Kelompok tersebut mengeklaim bahwa ke depan, mereka akan menghormati hak-hak perempuan menurut hukum Islam dalam interpretasinya.

Kelompok itu juga menyatakan tidak akan membalas dendam kepada warga Afghanistan yang dulu bekerja dengan musuh-musuhnya.

Namun, banyak yang skeptis terhadap perubahan taktik Taliban yang tiba-tiba.

Perempuan Afghanistan mengatakan, kelompok itu tidak secara konsisten memenuhi janjinya bahwa anak perempuan dapat terus bersekolah.

Sebelumnya, CNN melaporkan, seminggu setelah mengambil alih Afghanistan, anggota Taliban memukuli seorang pengemudi becak. Alasannya karena dia mengangkut seorang guru perempuan yang bepergian tanpa pendamping laki-laki.

Guardian juga melaporkan, di beberapa wilayah yang direbut oleh Taliban, perempuan dan anak perempuan dilarang pergi ke sekolah atau meninggalkan rumah mereka tanpa pendamping laki-laki.

Ribuan orang telah mencoba melarikan diri dari Afghanistan karena takut Taliban akan memperkenalkan kembali rezim yang menindas.

Baca juga: Afghanistan Hari Ini: Penarikan Pasukan AS Selesai, Pesawat Terakhir Terbang dari Kabul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com