KOMPAS.com - 31 Agustus 1957 jadi hari yang penting bagi Malaysia.
Di hari itu, Malaysia akhirnya mendapat kemerdekaannya setelah sekian lama jadi jajahan Inggris.
Negara federasi yang terdiri dari 13 negara bagian dan 1 wilayah persekutuan ini, sudah sejak lama dikenal punya lokasi strategis.
Baca juga: Malaysia, Negara Melayu dengan Beragam Etnis
Secara geografis, wilayahnya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu Semenanjung Malaysia atau Malaysia Barat dan Malaysia Timur yang terletak di Pulau Kalimantan.
Karena letaknya itulah, Semenanjung Malaya, nama wilayah itu sebelum merdeka, berkembang sebagai pusat perdagangan utama di Asia Tenggara.
Seperti pernah diulas Kompas.com, berkembangnya perdagangan antara Tiongkok, India, dan negara-negara lainnya membuat Selat Malaka semakin sibuk.
Kerajaan Melayu bercorak Hindu-Buddha kemudian mulai tumbuh di kota pelabuhan tepi pantai Malaysia.
Kerajaan-kerajaan ini pernah berada di bawah pengaruh Sriwijaya dan Kerajaan Chola dari India.
Islam kemudian mulai masuk di Malaysia pada abad ke-14 melalui Trengganu.
Pada abad ke-15, muncul Kesultanan Melaka yang didirikan oleh Parameswara dari Indonesia.
Baca juga: Perbedaan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Malaysia
Setelah sekitar satu abad berdiri, Kesultanan Melaka ditaklukkan oleh Portugis, tetapi keturunan sultannya mendirikan kerajaan di tempat lain.
Runtuhnya Kesultanan Melaka membuat Selat Malaka diperebutkan oleh tiga pihak, yaitu Portugis, Kesultanan Johor, dan Kesultanan Aceh.
Konflik ini berakhir pada 1614 dengan kemenangan Kesultanan Johor yang dibantu oleh Belanda.
Inggris pertama kali mendirikan koloninya di Semenanjung Malaya pada 1786.
Pada 1824, Traktat London resmi membagi kepemilikan Malaya untuk Inggris dan Indonesia untuk Belanda.