OKI hingga Liga Arab Serukan Aljazair dan Maroko Tahan Diri untuk Bertikai

ALJIR, KOMPAS.com - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), Liga Arab, hingga Arab Saudi menyerukan Aljazair dan Maroko untuk "berdialog" dalam menyelesaikan konflik panas kedua negara di Afrika Utara itu.

Aljazair pada Selasa (24/8/2021) menyatakan putus hubungan diplomatik dengan Maroko karena "tindakan bermusuhan", setelah berbulan-bulan konflik kedua rival ini memanas kembali.

Baca juga: Aljazair Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Maroko Setelah Terlibat Konflik Panas

Organisasi Kerja Sama Islam pada Rabu (25/8/2021) meminta mereka berdialog untuk menyelesaikan setiap perbedaan, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Kamis (26/8/2021).

Arab Saudi melalui kementerian luar negeri meminta Aljazair dan Maroko "untuk memprioritaskan dialog" untuk membantu "mencapai keamanan dan stabilitas".

Baca juga: 3 Perjanjian Dihasilkan dalam Kunjungan Pertama Kali Menteri Luar Negeri Israel ke Maroko

Sekretaris Jenderal Liga Arab Ahmed Aboul Gheit pada Selasa malam waktu setempat (24/8/2021) mendesak "kedua negara untuk latihan menahan diri dan menghindari eskalasi lebih lanjut".

Kementerian Luar Negeri Libya yang berbatasan dengan Aljazair mengatakan "sangat menyesalkan" kemunduran hubungan Aljazair dan Moroko. Lalu, meminta kedua belah pihak untuk "mengendalikan" diri tidak mengobarkan konflik.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Abdelmadjid Tebboune, Presiden Aljazair

Tripoli juga menyoroti konflik memanas Aljazair dan Maroko, yang kemudian meminta dilakukannya pembicaraan regional di sela-sela pertemuan Liga Barat berikutnya, yang dijadwalkan pada 7-9 September di Kairo.

Aljir telah lama berselisih dengan Rabat, khususnya terkait teritorial di Sahara Barat, bekas jajahan Spanyol yang dilihat Maroko sebagai bagian integral dari wilayahnya, tetapi Aljir menolaknya dengan mendukung gerakan kemerdekaan Polisario.

Baca juga: Sepakat Berdamai, Maroko dan Israel Bahas Kerja Sama Industri

Persaingan Aljazair dan Maroko kemudian dalam putran konflik baru pada 2020, ketika Donald Trump mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah Sahara Barat, sebagai imbalan atas normalisasi hubungan Maroko dengan Israel.

Bagi Aljazair, itu sama dengan Rabat “memperkenalkan kekuatan militer asing ke Maghreb”, kata Menteri Luar Negeri Ramtane Lamamra pada Selasa (24/8/2021).

Kementerian Luar Negeri Maroko membalas, mengatakan langkah Aljazair "benar-benar tidak dapat dibenarkan".

Baca juga: Setelah Maroko, AS Lobi Negara Muslim di Asia Buat Berdamai Dengan Israel