Aljazair Putuskan Hubungan Diplomatik dengan Maroko Setelah Terlibat Konflik Panas

ALGIERS, KOMPAS.com - Aljazair memutuskan hubungan diplomatik dengan Maroko. Menteri Luar Negeri Ramdane Lamamra mengatakan pada Selasa (24/8/2021), menuduh tetangganya melakukan "tindakan bermusuhan".

Pada konferensi pers di Aljazair pada Selasa, Lamamra menuduh Maroko menggunakan spyware Pegasus terhadap pejabat Aljazair, mendukung kelompok separatis, dan mengingkari komitmen bilateral.

"Aljazair telah memutuskan untuk putus hubungan diplomatik dengan Maroko mulai hari ini," kata Lamamra pada Selasa (24/8/2021), seperti yang dilansir dari DW pada Rabu (25/8/2021).

Baca juga: 3 Perjanjian Dihasilkan dalam Kunjungan Pertama Kali Menteri Luar Negeri Israel ke Maroko

"Kerajaan Maroko tidak pernah menghentikan tindakan permusuhannya terhadap Aljazair," tambahnya.

Meskipun putusnya hubungan diplomatik, konsulat di masing-masing negara akan tetap buka, kata Lamamra.

Pada Juli, Kementerian Luar Negeri Aljazair menarik duta besarnya untuk Maroko dan mengisyaratkan kemungkinan tindakan lebih lanjut yang meningkatkan ketegangan terbaru antara dua negara tetangga di Afrika Utara yang bersengketa atas Sahara Barat.

Kementerian Luar Negeri Maroko menanggapi langkah Aljazair tersebut, dengan mengeluarkan pernyataan di Twitter bahwa pihaknya menyesali "keputusan yang sama sekali tidak dapat dibenarkan, tetapi telah diperkirakan, mengingat eskalasi yang diamati dalam beberapa pekan terakhir."

"Maroko dengan tegas menolak dalih yang salah, bahkan tidak masuk akal, yang mendasari keputusan itu," lanjut pernyataan pihak Maroko, dengan menambahkan bahwa kerajaan itu akan tetap menjadi "mitra setia bagi rakyat Aljazair".

Baca juga: Maroko Berencana Legalisasi Ganja untuk Keperluan Medis dan Industri

Konflik di Sahara Barat

Dua negara tetangga di Afrika Utara itu telah tegang selama beberapa dekade karena masalah teritorial.

Maroko mengklaim sebagian besar Sahara Barat, sementara Aljazair mendukung Front Polisario, sebuah kelompok yang menentang kontrol Maroko atas Sahara Barat serta menguasai sebagian wilayah yang luas dan gersang itu.

Meskipun Maroko terus mengklaim sebagian besar Sahara Barat, tetapi itu tidak diakui secara internasional.

Baca juga: 69 Orang Tewas Akibat Kebakaran Hutan, Aljazair Umumkan Hari Berkabung Nasional

Mantan presiden AS Donald Trump telah berjanji untuk mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, dan sebagai imbalannya negara itu normalisasi hubungan dengan Israel.

Langkah tersebut memicu kekhawatiran di Aljazair bahwa Israel mungkin memberikan dukungan militer untuk Maroko.

Permusuhan antara kedua negara di kawasan itu juga telah menyebabkan ketegangan di tempat lain, dengan negara-negara Eropa tidak mengakui klaim Maroko.

Baca juga: Profil Pemimpin Dunia: Abdelmadjid Tebboune, Presiden Aljazair

Pada awal 2021, rumah sakit Spanyol merawat pemimpin Polisario, Brahim Ghali, Maroko langsung menanggapi dengan melonggarkan kontrol perbatasannya dengan eksklave Spanyol, Ceuta, yang menyebabkan ribuan migran melintasi perbatasan.

Pada Mei, Maroko menarik duta besarnya dari Berlin, juga karena sikap Eropa terhadap sengketa Rabat dengan Aljazair atas Sahara Barat.

Sementara perbatasan antara Maroko dan Aljazair telah ditutup sejak 1994, hubungan diplomatik belum terputus sejak pemulihan hubungan pada 1988.

Baca juga: Atlet Judo Aljazair Mundur dari Olimpiade Tokyo Saat Harus Berhadapan dengan Israel