Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Perjanjian Dihasilkan dalam Kunjungan Pertama Kali Menteri Luar Negeri Israel ke Maroko

Kompas.com - 12/08/2021, 09:06 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

TEL AVIV, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Israel dan Maroko memperkuat hubungan dengan menandatangani 3 perjanjian kurang dari setengah tahun setelah normalisasi.

Tiga perjanjian yang ditandatangani Yair Lapid dan Nasser Bourita pada Rabu (11/8/2021), yaitu perjanjian layanan udara antara kerajaan Afrika Utara dan Israel, perjanjian kerja sama di bidang budaya, olahraga, dan pemuda.

Selain itu, menandatangani nota kesepahaman (MoU) tentang pembentukan mekanisme konsultasi politik antara kementerian luar negeri negara mereka, seperti yang dilansir dari Al Jazeera pada Rabu (11/8/2021).

Baca juga: Menlu Israel Kunjungi Maroko untuk Pertama Kalinya

Belum jelas cakupan dari MoU tersebut, tetapi mungkin memperluas hubungan diplomasi mereka.

Kunjungan Israel ke Maroko berakhir pada Kamis (12/8/2021) dengan peresmian misi perhubungan di ibu kota Rabat.

Israel dan Maroko telah setuju pada Desember 2020 untuk melanjutkan hubungan diplomatik dan kembali melakukan penerbangan langsung, setelah ditengahi oleh Donald Trump sebagai presiden AS saat itu.

Dalam perjanjian saat itu, AS mengakui kedaulatan Maroko atas Sahara Barat, di mana telah terjadi sengketa teritorial selama beberapa dekade antara Maroko yang diadu dengan Front Polisario yang didukung Aljazair, sebuah gerakan yang berusaha untuk mendirikan negara merdeka di wilayah tersebut.

Baca juga: Hezbollah Nyatakan Siap Berperang Lawan Israel Jika Diperlukan

Menteri Luar Negeri Maroko Nasser Bourita mengatakan bahwa hubungan baru dengan Israel akan membawa manfaat ekonomi, sambil berusaha mendesak Israel untuk menuju solusi atas konflik Israel-Palestina.

“Hubungan kami dengan Israel tidak seperti ikatan lainnya,” kata Bourita yang berdiri di samping Lapid.

Ia mengatakan kepada wartawan pada Rabu (11/8/2021) bahwa warisan Yahudi Maroko adalah komponen inti dari identitas hubungan mereka.

"Ada kebutuhan untuk memulihkan kepercayaan di antara semua pihak...dan menahan diri dari tindakan memicu ketegangan untuk membuka jalan bagi solusi politik berdasarkan solusi dua negara,” lanjut Bourita soal Palestina.

Baca juga: Balas Serangan Udara, Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket ke Israel

Inovasi dan peluang

Kunjungan Menteri Luar Negeri Israel ke Maroko adalah yang pertama sejak 2003 dan pertemuan pertama di Maroko setelah "Abraham Accords" yang Amerika Serikat.

Para pejabat Palestina telah mengecam kesepakatan normalisasi tersebut, dengan mengatakan negara-negara Arab telah menghalangi tujuan perdamaian, dan melanggengkan pendudukan Israel.

Normalisasi sejumlah negara Arab dengan Israel dianggap telah mengabaikan permintaan lama bahwa Israel harus terlebih dahulu menyerahkan tanah untuk negara Palestina, sebelum menerima pengakuan.

Sebuah pernyataan dari Menteri Luar Negeri Israel pada Rabu (11/8/2021) mengatakan perjanjian Israel-Maroko itu “akan membawa inovasi dan peluang negara kita untuk kepentingan anak-anak kita, dan anak-anak mereka untuk tahun-tahun mendatang.”

Baca juga: Israel Nyatakan Siap Serang Iran, Tensi Makin Memanas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com