Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres AS Kamala Harris Sebut Washington Tak Tinggal Diam Soal Laut China Selatan

Kompas.com - 26/08/2021, 17:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

HANOI, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) menyambut baik persaingan dengan China dan tidak berniat untuk mencari konflik dengan negara tersebut.

Namun, Washington tidak akan tinggal diam mengenai sejumlah isu seperti contohnya sengketa maritim di Laut China Selatan.

Pernyataan itu disampaikan Wakil Presiden AS Kamala Harris pada Kamis (26/8/2021) saat mengunjungi Vietnam, kunjungan terakhirnya dalam serangkaian lawatan ke Asia Tenggara.

Baca juga: Ada Insiden Kesehatan, Kunjungan Wapres AS Kamala Harris ke Vietnam Sempat Tertunda

"Kami menyambut persaingan yang ketat, kami tidak mencari konflik, tetapi pada isu-isu seperti Laut Cina Selatan, kami akan angkat bicara," kata Harris di ibu kota Vietnam, Hanoi.

"Kami akan angkat bicara ketika ada tindakan yang diambil Beijing mengancam tatanan internasional berbasis aturan," tambah Harris sebagaimana dilansir Reuters.

Lawatan Harris ke Singapura dan Vietnam yang berlangsung selama tujuh hari adalah bagian dari strategi AS yang lebih luas untuk menghadapi China secara global.

China, Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan maisng-masing mengeklaim bagian mereka di perairan Laut China Selatan yang disengketakan.

Baca juga: Lawan Pengaruh China, Wapres AS Kamala Harris Temui Pemimpin Singapura

Perairan tersebut dilintasi oleh jalur pelayaran vital dan menyimpan sumber daya melimpah seperti gas dan ikan.

Sebelumnya, dalam pertemuan dengan para pemimpin Vietnam pada Rabu (25/8/2021), Harris mengatakan penindasan dan klaim maritim berlebihan China di Laut China Selatan harus ditentang.

Harris lantas menawarkan dukungan AS untuk meningkatkan keamanan maritim Vietnam, termasuk lebih banyak kunjungan kapal perang Washington ke negara itu.

Pernyataannya tersebut menuai kecaman dari media pemerintah China.

Baca juga: Wapres AS Yakinkan Negara-negara Asia Tidak Harus Memilih antara AS dan China

Pada Rabu, China Daily mengatakan bahwa Harris dengan sengaja mengabaikan kemunafikannya sendiri demi menggalang negara-negara di kawasan itu melawan China.

Pada Kamis, Global Times menulis bahwa AS hanya “bermimpi” untuk menghasut Vietnam untuk menghadapi China.

"Bagi Washington, tidak ada yang lebih baik jika perang baru antara Beijing dan Hanoi pecah," tulis surat kabar resmi Partai Komunis China tersebut dalam sebuah editorial.

Pemerintah “Negeri Paman Sam” sempat menyebut persaingannya dengan “Negeri Panda” sebagai ujian geopolitik terbesar abad ini karena memperkuat porosnya menuju Asia.

Asia Tenggara telah menyaksikan serangkaian kunjungan tingkat tinggi oleh pejabat tinggi pemerintahan, termasuk Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin yang mengunjungi Hanoi pada akhir Juli.

Baca juga: Wapres AS: China Gunakan Intimidasi untuk Klaim Laut China Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com