HANOI, KOMPAS.com – Wakil Presiden Kamala Harris melanjutkan perjalanannya dari Singapura ke Vietnam pada Selasa (24/8/2021) setelah sempat tertunda selama tiga jam.
Tertundanya jadwal kunjungan tersebut disebabkan karena kekhawatiran atas insiden kesehatan yang kemungkinan terkait dengan sindrom Havana yang misterius.
Penundaan tersebut terjadi karena pemerintah AS melaporkan adanya dugaan seseorang di Hanoi, Vietnam, yang mungkin terkena sindrom Havana.
Baca juga: Lawan Pengaruh China, Wapres AS Kamala Harris Temui Pemimpin Singapura
Sindrom Havana merupakan gangguan kesehatan misterius dan belum diketahui penyebabnya dengan beberapa gejala seperti pusing, mual, migrain, dan penyimpangan memori.
Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki mengatakan, muncul kasus sindrom Havana di Vietnam yang belum sepenuhnya terkonfirmasi sebelum Harris bertolak dari Singapura.
Sehingga, untuk menjaga keamanan Harris, tim dari AS melakukan penilaian keselamatan sebelum Wapres AS tersebut berangkat.
Baca juga: Wapres AS Yakinkan Negara-negara Asia Tidak Harus Memilih antara AS dan China
"Kantor Wakil Presiden diberitahu tentang laporan kemungkinan insiden kesehatan anomali baru-baru ini di Hanoi," kata Kedutaan Besar AS di Vietnam.
Insiden itu terjadi ketika Washington menghadapi hubungan dingin dengan pesaing globalnya, China.
Pada Selasa, Harris bahkan menuduh Beijing melakukan pemaksaan dan intimidasi untuk mendukung klaim di Laut China Selatan.
Baca juga: Wapres AS: China Gunakan Intimidasi untuk Klaim Laut China Selatan
Ketika kunjungan Harris ke Vietnam tertunda, China langsung menikung dengan menggelar pertemuan antara duta besarnya dengan petinggi Vietnam.
Pertemuan mendadak tanpa pemberitahuan sebelumnya tersebut melibatkan Perdana Menteri (PM) Vietnam Pham Minh Chinh dan Duta Besar China Xiong Bo.
Pakar Asia Tenggara Center for Strategic and International Studies yang berbasis di Washington, Murray Hiebert, mengatakan bahwa pertemuan dadakan antara duta besar China dengan PM Vietnam tersebut menunjukkan kekhawatiran Beijing.
"Fakta bahwa duta besar China bersikeras untuk bertemu dengan perdana menteri Vietnam sesaat sebelum Harris mendarat menunjukkan betapa cemasnya Beijing bahwa tetangga komunisnya mungkin condong ke AS," kata Hiebert.
Dalam pertemuan tersebut, Chinh berterima kasih kepada duta besar atas sumbangan vaksinnya. Masih belum jelas vaksin mana yang disumbangkan China.
Baca juga: Jelang Lockdown, Tentara Vietnam Bantu Kirim Makanan ke Warga
Chinh juga membela pertemuan tersebut dengan menyatakan bahwa Vietnam tidak bersekutu dengan satu negara melawan negara lain.
"Perdana Menteri menegaskan bahwa Vietnam menganut kebijakan luar negeri yang independen, mandiri, multilateral, dan beragam serta merupakan anggota yang bertanggung jawab dari komunitas internasional," kata pemerintah Vietnam dalam sebuah pernyataan.
"Vietnam tidak bersekutu dengan satu negara terhadap negara lain," sambung pemerintah Vietnam.
Pemerintah Vietnam menambahkan, sengketa wilayah di Laut Cina Selatan harus diselesaikan menurut hukum internasional dan mengedepankan akal sehat tingkat tinggi.
Di sisi lain, pemerintah AS menyebut persaingannya dengan China sebagai ujian geopolitik terbesar abad ini.
Baca juga: India dan Vietnam Gelar Latihan Bersama di Laut China Selatan
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.