Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Kuasai Afghanistan, Taliban Janjikan untuk Atasi Perubahan Iklim dan Keamanan Global Bersama

Kompas.com - 26/08/2021, 15:59 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

KABUL, KOMPAS.com - Taliban bersumpah untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan keamanan global, sebagai bagian dari usaha mengubah citra dan memodernisasi kelompok yang sudah dicap teroris tersebut.

Abdul Qahar Balkhi, anggota Komisi Kebudayaan Taliban, mengatakan kelompoknya ingin memainkan peran di panggung global.

Balkhi mengatakan kepada Newsweek bahwa Taliban berharap dapat diakui tidak hanya oleh negara-negara regional, tetapi seluruh dunia pada umumnya sebagai perwakilan pemerintah yang sah atas masyarakat Afghanistan.

Baca juga: Kali Pertama Buka Setelah Taliban Berkuasa, Bank-bank di Kabul Diserbu Warga Afghanistan

Menurutnya saat ini masyarakat Afghanistan telah memperoleh hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, lepas dari pendudukan asing.

"Setelah perjuangan panjang dan pengorbanan besar, meskipun semua rintangan ditumpuk melawan orang-orang kita," ujar Balkhi, seperti yang dilansir Daily Mail pada Rabu (25/8/2021).

"Kami yakin dunia memiliki kesempatan yang unik untuk pemulihan hubungan dan bersatu untuk mengatasi tantangan tidak hanya yang dihadapi kami, tetapi juga seluruh umat manusia," lanjutnya.

"Tantangan mulai dari keamanan dunia dan perubahan iklim membutuhkan upaya kolektif semua, dan tidak dapat dicapai, jika kita mengecualikan atau mengabaikan seluruh orang yang telah dihancurkan oleh perang yang dipaksakan selama 4 dekade terakhir," ujarnya.

Baca juga: Kanselir Jerman Akui Negara-negara Barat Remehkan Taliban

Komentar Balkhi muncul di tengah upaya Taliban untuk memproyeksikan citra yang lebih moderat, setelah dua dekade mereka digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan.

Selama pemerintahan Taliban di Afghanistan dari 1996 hingga 2001, mereka melakukan pembantaian, mengikis hak-hak perempuan, membakar banyak wilayah sebagai bagian dari kebijakan bumi hangus, melindungi teroris, dan menjual perempuan ke dalam perbudakan seks, sebagai bagian dari penegakan pandangan agama mereka yang keras.

Sebelum pernyataan baru Taliban untuk menangani perubahan iklim, mereka telah berpengalaman dalam melakukan defeorestasi besar-besaran untuk berdagang kayu secara ilegal.

Baca juga: Pentagon Ikut Mencekam Saat Taliban Kuasai Afghanistan

Jutaan hektar hutan ditebangi di seluruh Afghanistan untuk memasok kayu ke pasar Pakistan tanpa upaya reboisasi.

Setelah merebut kekuasaan lagi, Taliban kini telah bersumpah untuk membangun masyarakat yang lebih "inklusif", mengklaim hak-hak perempuan akan dihormati, dan anak perempuan dapat bersekolah.

Namun, PBB telah memperingatkan pelanggaran berat hak sedang dilakukan Taliban, meliputi "eksekusi singkat" warga sipil, perekrutan tentara anak, serta pembatasan hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Mantan menteri dalam negeri Afghanistan Masoud Andarabi telah mengklaim anak-anak yang tidak bersalah dibunuh.

Baca juga: Cerita Pegawai Pemerintah Afghanistan, Ditelpon Komandan Taliban dan Diperintah Kembali Kerja

Banyak warga Afghanistan jelas skeptis terhadap janji baru Taliban dan berlomba untuk meninggalkan negara itu, yang menyebabkan kekacauan di bandara internasional Kabul.

Ada laporan mengerikan pekan lalu bahwa kelompok militan tersebut mengintai para wanita dan anak perempuan di kota-kota Afghanistan.

Komandan Taliban dilaporkan memerintahkan para imam di daerah yang mereka kuasai untuk membawakan daftar wanita yang belum menikah berusia 12 hingga 45 tahun, untuk dinikahi para tentara Taliban. 

Mereka memandang para wanita sebagai "qhanimah" atau "rampasan perang", untuk dibagikan di antara para pemenang.

Taliban juga dituduh mencegah warga asing memasuki bandara Kabul untuk keluar dari negara itu.

Baca juga: Taliban Tunjuk Mantan Tahanan Teluk Guantanamo sebagai Menteri Pertahanan Afghanistan yang Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com