Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Setelah Kuasai Afghanistan, Taliban Janjikan untuk Atasi Perubahan Iklim dan Keamanan Global Bersama

KABUL, KOMPAS.com - Taliban bersumpah untuk mengatasi masalah perubahan iklim dan keamanan global, sebagai bagian dari usaha mengubah citra dan memodernisasi kelompok yang sudah dicap teroris tersebut.

Abdul Qahar Balkhi, anggota Komisi Kebudayaan Taliban, mengatakan kelompoknya ingin memainkan peran di panggung global.

Balkhi mengatakan kepada Newsweek bahwa Taliban berharap dapat diakui tidak hanya oleh negara-negara regional, tetapi seluruh dunia pada umumnya sebagai perwakilan pemerintah yang sah atas masyarakat Afghanistan.

Menurutnya saat ini masyarakat Afghanistan telah memperoleh hak mereka untuk menentukan nasib sendiri, lepas dari pendudukan asing.

"Setelah perjuangan panjang dan pengorbanan besar, meskipun semua rintangan ditumpuk melawan orang-orang kita," ujar Balkhi, seperti yang dilansir Daily Mail pada Rabu (25/8/2021).

"Kami yakin dunia memiliki kesempatan yang unik untuk pemulihan hubungan dan bersatu untuk mengatasi tantangan tidak hanya yang dihadapi kami, tetapi juga seluruh umat manusia," lanjutnya.

"Tantangan mulai dari keamanan dunia dan perubahan iklim membutuhkan upaya kolektif semua, dan tidak dapat dicapai, jika kita mengecualikan atau mengabaikan seluruh orang yang telah dihancurkan oleh perang yang dipaksakan selama 4 dekade terakhir," ujarnya.

Komentar Balkhi muncul di tengah upaya Taliban untuk memproyeksikan citra yang lebih moderat, setelah dua dekade mereka digulingkan dari kekuasaan di Afghanistan.

Selama pemerintahan Taliban di Afghanistan dari 1996 hingga 2001, mereka melakukan pembantaian, mengikis hak-hak perempuan, membakar banyak wilayah sebagai bagian dari kebijakan bumi hangus, melindungi teroris, dan menjual perempuan ke dalam perbudakan seks, sebagai bagian dari penegakan pandangan agama mereka yang keras.

Sebelum pernyataan baru Taliban untuk menangani perubahan iklim, mereka telah berpengalaman dalam melakukan defeorestasi besar-besaran untuk berdagang kayu secara ilegal.

Jutaan hektar hutan ditebangi di seluruh Afghanistan untuk memasok kayu ke pasar Pakistan tanpa upaya reboisasi.

Setelah merebut kekuasaan lagi, Taliban kini telah bersumpah untuk membangun masyarakat yang lebih "inklusif", mengklaim hak-hak perempuan akan dihormati, dan anak perempuan dapat bersekolah.

Namun, PBB telah memperingatkan pelanggaran berat hak sedang dilakukan Taliban, meliputi "eksekusi singkat" warga sipil, perekrutan tentara anak, serta pembatasan hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Mantan menteri dalam negeri Afghanistan Masoud Andarabi telah mengklaim anak-anak yang tidak bersalah dibunuh.

Banyak warga Afghanistan jelas skeptis terhadap janji baru Taliban dan berlomba untuk meninggalkan negara itu, yang menyebabkan kekacauan di bandara internasional Kabul.

Ada laporan mengerikan pekan lalu bahwa kelompok militan tersebut mengintai para wanita dan anak perempuan di kota-kota Afghanistan.

Komandan Taliban dilaporkan memerintahkan para imam di daerah yang mereka kuasai untuk membawakan daftar wanita yang belum menikah berusia 12 hingga 45 tahun, untuk dinikahi para tentara Taliban. 

Mereka memandang para wanita sebagai "qhanimah" atau "rampasan perang", untuk dibagikan di antara para pemenang.

Taliban juga dituduh mencegah warga asing memasuki bandara Kabul untuk keluar dari negara itu.

https://www.kompas.com/global/read/2021/08/26/155940270/setelah-kuasai-afghanistan-taliban-janjikan-untuk-atasi-perubahan-iklim

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke