“Dia adalah perdana menteri yang beruntung di saat yang tidak beruntung, tanpa legitimasi dan dukungan yang kuat baik di dalam dan luar negeri,” tutur Welsh.
Baca juga: Mengenal Calon PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Dituding Salah Urus Covid-19
“Dia termasuk perdana menteri paling tidak populer pada waktu terburuk dalam sejarah Malaysia,” imbuh Welsh.
Di sisi lain, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mendesak kelompok oposisi menerima keputusan Sultan Abdullah yang menunjuk Ismail Sabri sebagai Perdana Menteri Malaysia.
Pemimpin aliansi politik Pakatan Harapan, yang merupakan oposisi, tersebut juga berseru agar anggota dan pendukung koalisinya bekerja keras menyambut pemilu mendatang.
Anwar, mengatakan oposisi telah mengakui bahwa keputusan tersebut sesuai dengan konstitusi serta sesuai konsep demokrasi parlementer dan monarki konstitusional di Malaysia.
“Bagi Oposisi, inilah tantangan kita untuk bekerja lebih keras menghadapi pemilu ke-15 (GE15),” kata Anwar sebagaimana dilansir Malay Mail, Sabtu (21/8/2021).
Baca juga: Ismail Sabri Yaakob Jadi PM Baru Malaysia, Dilantik 21 Agustus
Profesor ilmu politik di Universiti Sains Malaysia Ahmad Fauzi Abdul Hamid menuturkan bahwa tantangan utama Ismail adalah mewujudkan persatuan nasional dalam masyarakat yang sangat terpolarisasi.
“Anda dapat membayangkan perasaan hampir setengah dari penduduk Malaysia yang memilih menentang UMNO dalam pemilihan 2018, hanya untuk melihat seorang politikus UMNO kembali memimpin negara tiga tahun kemudian,” ujar Ahmad.
Dia menambahkan, Ismail Sabri harus lebih berdamai dengan cara membawa beberapa anggota oposisi berperan dalam pembuatan kebijakan yang substantif.
Baca juga: Sah, Ismail Sabri Yaakob Jadi Perdana Menteri Baru Malaysia
Semua mata akan tertuju pada Ismail Sabri saat menyusun kabinetnya.
Sebelumnya, Muhyiddin sempat dikecam karena dia berusaha memberi penghargaan kepada sekutu dengan jabatan di jajaran kabinetnya.
Sedangkan Welsh berujar, ujian Ismail Sabri adalah apakah dia dapat menghindari kesalahan yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya dan mengatasi masalah pemerintahan yang serius.
“Perekonomian dalam kondisi buruk, dilemahkan oleh salah urus pemerintah sebelumnya. Dia harus memiliki tim yang kompeten dan bergerak melampaui paradigma rasial sempit yang telah dikenalnya,” tambah Welsh.
Baca juga: Mantan Wakil PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob Berpotensi Kuat Gantikan Muhyiddin
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.