Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ismail Sabri Yaakob Resmi Jadi PM Malaysia, Ini Tantangan yang Menantinya

Kompas.com - 21/08/2021, 17:32 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

“Dia adalah perdana menteri yang beruntung di saat yang tidak beruntung, tanpa legitimasi dan dukungan yang kuat baik di dalam dan luar negeri,” tutur Welsh.

Baca juga: Mengenal Calon PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob, Dituding Salah Urus Covid-19

“Dia termasuk perdana menteri paling tidak populer pada waktu terburuk dalam sejarah Malaysia,” imbuh Welsh.

Di sisi lain, Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim mendesak kelompok oposisi menerima keputusan Sultan Abdullah yang menunjuk Ismail Sabri sebagai Perdana Menteri Malaysia.

Pemimpin aliansi politik Pakatan Harapan, yang merupakan oposisi, tersebut juga berseru agar anggota dan pendukung koalisinya bekerja keras menyambut pemilu mendatang.

Anwar, mengatakan oposisi telah mengakui bahwa keputusan tersebut sesuai dengan konstitusi serta sesuai konsep demokrasi parlementer dan monarki konstitusional di Malaysia.

“Bagi Oposisi, inilah tantangan kita untuk bekerja lebih keras menghadapi pemilu ke-15 (GE15),” kata Anwar sebagaimana dilansir Malay Mail, Sabtu (21/8/2021).

Baca juga: Ismail Sabri Yaakob Jadi PM Baru Malaysia, Dilantik 21 Agustus

Terpolarisasi

Profesor ilmu politik di Universiti Sains Malaysia Ahmad Fauzi Abdul Hamid menuturkan bahwa tantangan utama Ismail adalah mewujudkan persatuan nasional dalam masyarakat yang sangat terpolarisasi.

“Anda dapat membayangkan perasaan hampir setengah dari penduduk Malaysia yang memilih menentang UMNO dalam pemilihan 2018, hanya untuk melihat seorang politikus UMNO kembali memimpin negara tiga tahun kemudian,” ujar Ahmad.

Dia menambahkan, Ismail Sabri harus lebih berdamai dengan cara membawa beberapa anggota oposisi berperan dalam pembuatan kebijakan yang substantif.

Baca juga: Sah, Ismail Sabri Yaakob Jadi Perdana Menteri Baru Malaysia

Semua mata akan tertuju pada Ismail Sabri saat menyusun kabinetnya.

Sebelumnya, Muhyiddin sempat dikecam karena dia berusaha memberi penghargaan kepada sekutu dengan jabatan di jajaran kabinetnya.

Sedangkan Welsh berujar, ujian Ismail Sabri adalah apakah dia dapat menghindari kesalahan yang dibuat oleh pemerintah sebelumnya dan mengatasi masalah pemerintahan yang serius.

“Perekonomian dalam kondisi buruk, dilemahkan oleh salah urus pemerintah sebelumnya. Dia harus memiliki tim yang kompeten dan bergerak melampaui paradigma rasial sempit yang telah dikenalnya,” tambah Welsh.

Baca juga: Mantan Wakil PM Malaysia Ismail Sabri Yaakob Berpotensi Kuat Gantikan Muhyiddin

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Terungkap Identitas Penjual Sotong di Thailand yang Viral karena Mirip Aktor Keanu Reeves

Global
Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Di Tengah Kemarahan Global, Israel Serang Kamp Pengungsi Lagi di Rafah, 21 Orang Tewas

Global
Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Di Tengah Kecaman Global, Tank-tank Israel Diam-diam Telah Capai Pusat Kota Rafah

Global
Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Bagaimana China Membantu Rusia Hadapi Dampak Sanksi Barat?

Internasional
Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Saat 145 Negara Kini Akui Negara Palestina...

Global
Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Produsen Susu Australia Lirik Peluang dari Program Makan Siang Gratis Prabowo

Global
Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Keluh Kesah Warga Jepang soal Turis Gunung Fuji, Kini Pemandangan Ditutup

Global
Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Spanyol dan Norwegia Resmi Akui Negara Palestina, Irlandia Segera Menyusul

Global
Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Influencer Pendidikan China Terlampau Disiplin, Pendekatan Belajarnya Picu Kontroversi

Global
Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Sempat Alami Masalah Kesehatan, Ini Kondisi Terkini Mike Tyson

Global
Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Kata Biden soal Serangan Israel ke Rafah yang Bakar Hidup-hidup Pengungsi di Tenda

Global
Sejumlah 'Influencer' Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Sejumlah "Influencer" Kaya Raya di China Hilang dari Media Sosial, Ada Apa?

Global
Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Uni Eropa: Ukraina Berhak Pakai Senjata Barat untuk Serang Rusia

Global
Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Suhu di Pakistan Melebihi 52 Derajat Celcius Saat Gelombang Panas

Global
Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Mengapa Irlandia Jadi Negara Eropa Paling Pro-Palestina?

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com