KABUL, KOMPAS.com - Kembalinya Taliban ke tampuk kekuasaan setelah dua dekade telah membuat tetangga Afghanistan dipaksa mencari cara untuk menyesuaikan diri, dengan pandangan geopolitik yang berubah.
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada April memerintahkan Pentagon menarik pasukan AS dari Afghanistan pada 11 September, yang secara efektif mengakhiri perang terpanjang Amerika.
Ketika kehadiran militer AS berkurang, Taliban bergerak maju dengan cepat di medan perang meskipun kalah jumlah oleh militer Afghanistan.
Dalam beberapa pekan terakhir, kelompok itu merebut kota-kota besar dan ibu kota provinsi sebelum memasuki ibu kota Kabul pada Minggu (15/8/2021) dan menguasai istana presiden.
“Banyak yang mengalami gejolak geopolitik saat ini, karena tetangga Afghanistan mencari cara menyesuaikan diri dengan rezim Taliban yang baru muncul,” ujar Michael Kugelman, wakil direktur program Asia di Woodrow Wilson Center, melansir CNBC pada Rabu (18/8/2021).
Berikut analisis sejumlah pengamat internasional terkait kekhawatiran negara-negara tetangga tentang ketidakstabilan politik, kemungkinan arus masuk pengungsi, dan prospek Afghanistan kembali menjadi surga bagi kegiatan teroris.
Baca juga: Taliban Kembali Berkuasa, Mata Uang Afghanistan Anjlok
Pakistan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Taliban di masa lalu, menurut analis Eurasia Group.
Negara itu merupakan salah satu dari sedikit negara yang mengakui kelompok ektremis tersebut sebagai pemerintah yang sah, ketika mereka terakhir berkuasa.
Pakistan juga telah lama dituduh secara diam-diam membantu Taliban di Afghanistan, meski tuduhan tersebut dibantah oleh pemerintahnya.
Para analis mengatakan, bagaimanapun, pengaruh Islamabad telah berkurang selama bertahun-tahun dan Pakistan kemungkinan akan waspada atas potensi kekerasan di perbatasannya.
Laporan mengatakan kembalinya Taliban di Afghanistan berpotensi memberanikan kelompok teror di Pakistan, termasuk Taliban Pakistan, yang dapat memengaruhi keamanan negara.
"Secara lebih luas, Pakistan akan melihat kebangkitan Taliban sebagai kemunduran besar bagi musuh bebuyutannya India, dan itu merupakan hasil positif (bagi Pakistan)," kata analis Eurasia Group kepada CNBC.
Menteri luar negeri Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan di Twitter bahwa negara itu sedang berupaya mengevakuasi para diplomat dan personel lainnya dari Afghanistan.
Dia juga meminta masyarakat internasional untuk "tetap memberikan perhatian dan terlibat di Afghanistan dengan cara yang konstruktif."
Baca juga: Kondisi Afghanistan Sekarang Akan Menguji Perdamaian di Asia Selatan
India memiliki hubungan yang stabil dengan pemerintah sipil Afghanistan selama dua dekade terakhir. New Delhi juga memberikan bantuan pembangunan kepada pemerintah sipil.