Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Taliban Bisa Merebut Wilayah-wilayah Afghanistan Begitu Cepat?

Kompas.com - 13/08/2021, 22:18 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

Sejarah perubahan di Afghanistan menggambarkan betapa keluarga, suku, dan bahkan pejabat pemerintah mengalihkan dukungannya - acapkali untuk memastikan kelangsungan hidup mereka sendiri.

Baca juga: Konflik Afghanistan: Perang Saudara Bisa Pecah Kapan Saja

Akses ke persenjataan

Sekali lagi, pemerintah Afghanistan sejatinya memiliki keuntungan baik dari segi pendanaan maupun persenjataan.

Mereka telah menerima miliaran dollar AS guna membayar gaji dan peralatan pertahanan - sebagian besar diberikan AS.

Dalam laporan Juli 2021, SIGAR mengatakan lebih dari 88 miliar dollar AS telah dihabiskan demi keamanan Afghanistan.

Tapi data itu menambahkan: "Pertanyaannya, apakah uang itu dihabiskan dengan baik, yang pada akhirnya, akan dijawab oleh apa yang dihasilkan dari pertempuran di lapangan."

Angkatan Udara Afghanistan harus membuktikan keunggulannya dalam situasi kritis di medan pertempuran.

Baca juga: Lashkar Gah dan Kandahar Jatuh ke Tangan Taliban, 12 Ibu Kota Provinsi Afghanistan Dikuasai Milisi

Tetapi mereka harus berjuang demi mempertahankan dan mengawaki 211 pesawatnya (di mana persoalannya makin parah, karena Taliban sengaja menargetkan para pilot).

Mereka juga tidak mampu memenuhi tuntutan dari komandan di lapangan.

Karena itulah, ada keterlibatan Angkatan Udara AS baru-baru ini di kota-kota seperti Lashkar Gah, yang sudah dikuasai oleh Taliban.

Masih belum jelas berapa lama lagi AS bersedia memberikan dukungan seperti itu.

Taliban seringkali mengandalkan pasokan dananya dari perdagangan narkoba, tetapi mereka juga mendapat dukungan dari luar - terutama Pakistan.

Baca juga: AS Kirim 3.000 Tentara untuk Evakuasi Staf Kedubes di Afghanistan

Tidak lama berselang, Taliban menyita senjata dan peralatan dari pasukan keamanan Afghanistan - beberapa di antaranya dipasok AS - termasuk kendaraan Humvee, piranti teropong malam, senapan mesin, mortir, dan peralatan artileri.

Afghanistan dibanjiri pasokan senjata setelah invasi Uni Soviet, dan Taliban sudah menunjukkan dapat mengalahkan kekuatan yang jauh lebih canggih.

Pikirkan efek mematikan dari Improvised Explosive Device (IED) - bom rakitan - dengan target pasukan AS dan Inggris.

Faktor ini serta pengetahuan lokal dan pemahaman tentang medan perang telah menjadi keuntungan Taliban.

Baca juga: Taliban Rebut Bandara Afghanistan di 2 Provinsi

Fokus ke wilayah utara dan barat

Riset BBC yang menunjukkan pemegang kendali Afghanistan per 13 Agustus 2021.BBC INDONESIA Riset BBC yang menunjukkan pemegang kendali Afghanistan per 13 Agustus 2021.

Terlepas dari karakter kelompok Taliban yang berbeda, ada beberapa hal yang membuktikan bahwa mereka memiliki rencana terkoordinasi terkait kemajuan mereka belakangan ini.

Ben Barry, mantan pimpinan tentara Inggris dan saat ini menjadi penasihat senior di Institute of Strategic Studies, mengakui keuntungan Taliban mungkin bersifat oportunistik.

Tetapi, dia menambahkan, "Jika Anda menulis rencana operasi, saya akan kesulitan untuk menemukan sesuatu yang lebih baik dari ini."

Dia menunjuk fokus serangan Taliban di wilayah utara dan barat, padahal wilayah itu bukan kantong kekuatan tradisional mereka di selatan, di mana beberapa ibu kota regional berturut-turut jatuh ke tangan mereka.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com