“Toko-toko tutup, dan kendaraan militer pemerintah tergeletak hancur di tengah jalan. Perang berlanjut dalam beberapa meter dari kantor gubernur dan Direktorat Keamanan Nasional," ungkap pria itu.
"Pemerintah pusat mengatakan baru-baru ini mereka telah mengerahkan pasukan komando baru ke Lashkar Gah, tapi kami tidak melihat mereka," ujarnya.
Ratusan bala bantuan Afghanistan dilaporkan telah dikerahkan ke kota itu.
Baca juga: Xi Jinping Desak China Persiapkan Militer di Tengah Kekhawatiran Keamanan Afghanistan
Pada akhir pekan, Attaullah Afghan, kepala dewan provinsi Helmand, mengakui bahwa pertempuran tampaknya "di luar dari kendali kami".
Taliban telah membuat serangan lebih lanjut pada pekan ini, meskipun pesawat tempur Afghanistan dan AS sudah menargetkan para pemberontak.
Ada laporan bahwa milisi Taliban telah mengambil alih rumah, toko dan pasar, tak jarang membuat orang-orang terjebak di dalam saat pertempuran berlangsung di jalan-jalan.
Para militan umumnya memperingatkan dahulu orang-orang melalui loudspeaker untuk mereka meninggalkan rumah, tetapi kadang para milisi hanya memberikan beberapa menit untuk melarikan diri atau berisiko terjebak dalam baku tembak karena rumah mereka menjadi bagian dari medan perang.
"Taliban memberitahu kami, jika kami tidak meninggalkan rumah dalam waktu setengah jam, kami akan dihitung di antara polisi dan pasukan Afghanistan," kata pelajar yang berbicara dengan layanan BBC Afghanistan.
Selama pemerintahan mereka pada akhir 1990-an, Taliban secara terbuka mengeksekusi orang dan membatasi akses perempuan pada pendidikan dan pekerjaan.
Taliban mengatakan mereka telah berubah dan tidak akan lagi menggunakan kekerasan seperti itu, tetapi banyak orang Afghanistan skeptis.
Human Rights Watch telah mendokumentasikan kasus-kasus serangan balasan dari pasukan Taliban terhadap warga sipil yang dianggap mendukung pemerintah.
Baca juga: Tentara Afghanistan Pukul Mundur Milisi Taliban di 3 Kota Besar
PBB mengatakan warga sipil menanggung beban konflik dan mendesak semua pihak untuk berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil atau dampaknya akan menjadi bencana besar.
Ribuan orang yang lolos dari pertempuran sekarang menghadapi kekurangan makanan, air minum, dan obat-obatan.
Badan-badan bantuan tidak memiliki akses ke semua pengungsi, dan pusat kesehatan serta rumah sakit tidak memiliki kapasitas untuk menangani jumlah korban perang.
Beberapa fasilitas kesehatan telah hancur, sementara yang lain tidak aktif.