Konsepnya Fuhrer sebagai diktator absolut yang akan membawa persatuan bagi rakyat Jerman dan memimpin "ras Arya" ke supremasi dunia, juga ditulisnya dengan percaya diri.
Tekanan politik membuat calon pelukis yang tak jadi meneruskan cita-citanya ini akhirnya keluar penjara. Depresi Besar pada 1929 membawa peluang baru bagi Nazi untuk memperkuat kekuasaan.
Hitler dan para pengikutnya pun segera mengatur ulang partai sebagai gerakan massa yang fanatik. Mereka pun memenangkan dukungan finansial dari para pemimpin bisnis.
Dalam pemilihan tahun 1930, Nazi memenangkan enam juta suara, menjadikan partai tersebut terbesar kedua di Jerman.
Dua tahun kemudian, Hitler menantang Paul von Hindenburg sebagai presiden, tetapi presiden berusia 84 tahun itu mengalahkan Hitler dengan dukungan koalisi anti-Nazi.
Baca juga: Kekejaman Holocaust Nazi, Korban Dikemas Seperti Sarden di Kamar Gas
Masih dilansir History, Presiden Jerman Hindenburg setuju lantas menjadikan Hitler sebagai kanselir pada Januari 1933, dengan harapan Hitler dapat ditundukkan sebagai anggota kabinetnya.
Namun, Hindenburg tampaknya meremehkan Hitler. Sebagai kanselir baru, Hitler memanfaatkan pembakaran gedung Reichstag (parlemen) sebagai dalih untuk mengadakan pemilihan umum.
Polisi di bawah Nazi Hermann Goering menekan banyak oposisi partai sebelum pemilihan. Nazi langsung memenangkan mayoritas. Hitler pun mengambil alih kekuasaan diktator melalui Undang-Undang Pemberdayaan.
Hitler segera mulai menangkap dan mengeksekusi lawan politik, bahkan membersihkan organisasi paramiliter SA milik Nazi untuk mendapatkan dukungan tentara Jerman.
Kematian Presiden Hindenburg pada 2 Agustus 1934 akhirnya menjadikan Hitler berada di puncak.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Adolf Hitler Bunuh Diri di Bunker Bawah Tanah
Dirinya menyatukan jabatan kanselir dan presiden di bawah gelar baru, yakni "Fuhrer".
Ketika ekonomi membaik, dukungan rakyat untuk rezim Hitler semakin kuat. Kultus pemujaan Fuhrer pun terus disebarkan oleh para ahli propagandanya.
Dan selanjutnya sudah bisa ditebak. Jerman dibawa ke era baru oleh "The Fuhrer", era mencekam yang tak pernah terbayangkan sebelumnya, tercetak dengan tinta merah darah dalam buku sejarah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.