KOMPAS.com - Kekejaman tentari Nazi Jerman yang dipimpin Adolf Hitler memang sudah dikenal luas.
Pembantaian terjadi di sana-sini, jutaan orang Yahudi jadi korbannya.
Salah satu catatan paling personal dari peristiwa yang terjadi di rentang tahun 1941-1945 ini, datang dari seorang narapidana di Kamp Auschwitz, yakni Marcel Nadjari.
Semasa hidupnya, dia dipaksa membantu regu pembunuh Nazi. Catatannya terbongkar berkat kerja detektif yang telaten dan pencitraan digital.
Baca juga: Direktur Upacara Pembukaan Olimpiade Tokyo Dipecat karena Bercanda tentang Holocaust
Dilansir BBC, dalam secarik kertas itu, Nadjari menggambarkan bagaimana ribuan orang Yahudi digiring ke kamar setiap harinya.
Nadjari termasuk di antara sekitar 2.200 anggota Sonderkommando, budak Yahudi dibawah pengawasan SS (Schutzstaffel), yang bertugas mengawal sesama Yahudi ke kamar gas.
Merekalah yang diharuskan membakar mayat, mengumpulkan tambalan gigi emas dan rambut wanita, lalu membuang abu sisa pembakaran ke sungai terdekat.
Pada 1944, keinginan balas dendam dari pria yang ketika itu berusia 26 tahun tersebut berkobar.
Sekitar November 1944, Nadjari memasukkan manuskrip 13 halamannya ke dalam termos, yang ditutupnya dengan tutup plastik, dan diletakkannya dalam kantong kulit untuk kemudian dikubur dekat Krematorium III.
Baca juga: Unggah Foto Buah Zakar Bertato Simbol Nazi, Tentara Austria Dijatuhi Hukuman Penjara
Tiga puluh enam tahun kemudian, seorang mahasiswa kehutanan Polandia tidak sengaja menemukannya.
Catatan dari saksi mata langsung kekejian Nazi pun terungkap.
Nadjari, yang selamat dari Holocaust dan meninggal pada 1971 dalam usia 53 tahun, memberikan sumbangsih berharga tentang apa yang terjadi.
Bahkan meskipun dirinya tiada sembilan tahun sebelum pesan itu ditemukan.
Tanah basah telah merusak kertasnya, dan hanya 10 persen dari pesan yang terbaca. Sejarawan Rusia Pavel Polian pun memutuskan untuk menyelamatkannya menggunakan teknologi modern.
Pada akhir 2017, Institut Sejarah Kontemporer di Munich menerbitkan temuan Polian dalam bahasa Jerman.
Baca juga: KISAH MISTERI: Catatan Narapidana dari Neraka Holocaust di Kamp Auschwitz
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.