Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Kerusakan, China Akhirnya Matikan Reaktor di Pembangkit Nuklir Taishan

Kompas.com - 31/07/2021, 11:05 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

BEIJING, KOMPAS.com - China mematikan reaktor di Pembangkit Nuklir Taishan setelah kerusakan bahan bakar kecil terdeteksi pada Jumat (30/7/2021).

China General Nuclear Power Group (CGN) mengatakan pembangkit, yang terletak di selatan negara itu, akan menjalani "pemeliharaan."

Keputusan itu diambil setelah tingkat radioaktif dilaporkan melonjak baru-baru ini dan menyebabkan kekhawatiran kebocoran di Pembangkit Nuklir Taishan di provinsi Guangdong.

Baca juga: China Dituduh Coba Menutupi Kebocoran Radiasi Pembangkit Nuklir Taishan

Bulan lalu, pihak berwenang mengatakan kerusakan kecil pada batang bahan bakar menjadi penyebab gas radioaktif menumpuk di lokasi tersebut.

Pejabat China melaporkan sebuah insiden di reaktor nomor 1 pembangkit tersebut pada 14 Juni.

Tetapi mereka mengecilkan tingkat keparahan masalah, dengan mengatakan itu adalah "fenomena umum."

Insinyur akan menemukan penyebab kerusakan dan mengganti batang bahan bakar, kata pernyataan itu.

"Setelah percakapan panjang antara personel teknis Perancis dan China, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan ... memutuskan untuk menutup Unit 1 untuk pemeliharaan," demikian bunyi pernyataan online yang dirilis oleh operator pada Jumat (30/7/2021) melansir Newsweek.

CGN mengatakan bahwa hanya "ada kerusakan bahan bakar kecil" yang ditemukan. Pernyataan badan nuklir China itu juga mengeklaim bahwa reaktor Nuklir Taishan "sepenuhnya di bawah kendali".

Pembangkit ini adalah satu-satunya di dunia yang menggunakan EPR, desain reaktor air bertekanan yang diproduksi dalam kemitraan dengan perusahaan energi Perancis EDF.

Baca juga: China Mengaku Ada Kerusakan di Pembangkit Nuklir Taishan

Pada Juni CNN melaporkan pemerintah AS sedang menilai kebocoran yang dilaporkan di situs tersebut.

Perusahaan energi Perancis EDF, yang membantu menjalankan situs tersebut, dilaporkan telah memperingatkan pemerintah AS bahwa regulator nuklir China telah menaikkan batas tingkat radiasi yang diizinkan di luar Pembangkit Nuklir Taishan, untuk menghindari penutupannya.

EDF kemudian mengatakan masalah dengan batang bahan bakar telah menyebabkan penumpukan gas, yang harus dilepaskan ke atmosfer.

Batang bahan bakar adalah tabung logam tertutup yang menahan bahan nuklir yang digunakan untuk bahan bakar reaktor nuklir.

Pekan lalu juru bicara EDF mengatakan kepada CNN bahwa perusahaan Perancis akan menutup pabrik jika bisa. Namun menurut mereka keputusan ada di tangan operator China.

Situasi di Taishan "bukan keadaan darurat" tetapi tetap merupakan "situasi serius", tambah juru bicara itu.

Kementerian lingkungan China telah membantah laporan CNN tersebut.

Baca juga: China Bangun 110 Silo Rudal Baru, AS Ketar-ketir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com