Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reshuffle Pejabat, Korea Utara Fokus Beri Makan Rakyatnya daripada Urus Nuklir

Kompas.com - 08/07/2021, 19:13 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

PYONGYANG, KOMPAS.com - Kim Jong Un menurunkan pemimpin militer dalam perombakan dramatis kepemimpinan badan tertinggi partai yang berkuasa, sehingga membuat warga sipil mendominasi pemerintahan.

Analis percaya langkah diktator Korea Utara menunjukkan fokus baru kebijakannya, yaitu untuk memerangi kekurangan pangan dan kegagalan birokrasi atas pembangunan militer.

Baca juga: 8 Juli 1994: Meninggalnya Kim Il Sung, Presiden Pertama Korea Utara

Pekan lalu, Korea Utara mengumumkan serangkaian perubahan kepemimpinan yang mungkin merupakan perombakan pejabat tinggi paling signifikan dalam beberapa tahun.

Media pemerintah belum memberikan rincian tentang perubahan personel ini.

Tetapi penurunan pangkat kemungkinan dilakukan untuk pejabat yang terkait dengan apa yang disebut Kim sebagai “krisis besar” Korea Utara.

Kondisi itu terjadi karena penyimpangan virus corona di tengah masalah ekonomi dan kekurangan makanan yang diperparah oleh penutupan perbatasan anti-pandemi.

Reuters melaporkan pada Kamis (8/7/2021), foto-foto yang diterbitkan di media pemerintah menunjukkan Kim mengunjungi makam keluarganya, bersama pejabat pemerintahan yang tampaknya telah di rombak.

Setidaknya, dokumentasi itu mengonfirmasi bahwa Ri Pyong Chol, seorang penasihat utama yang memainkan peran utama dalam program rudal balistik dan nuklir Korea Utara, telah kehilangan posisinya di Presidium politbiro.

Ri, yang terkadang mengenakan seragam militer, terlihat di foto tersebut mengenakan pakaian sipil. Dia terlihat berdiri beberapa baris di belakang Kim, menunjukkan peran barunya yang tidak jelas.

Penunjukan baru pada posisinya di presidium partai tidak muncul di foto. Mereka yang berdiri di samping Kim semua warga sipil.

Baca juga: Badan Pangan PBB Peringatkan Korea Utara Bisa Alami Kelaparan yang Parah

Tampaknya militer telah "diturunkan dalam urutan kekuasaan", kata Ken Gause, seorang spesialis kepemimpinan Korea Utara di CNA, sebuah organisasi penelitian dan analisis nirlaba yang berbasis di Amerika Serikat.

Menurutnya, militer mendominasi kebijakan di Korea Utara dan itu diyakini tidak akan berubah dalam jangka panjang.

Tetapi, perubahan terkini mungkin menandakan bahwa untuk saat ini, Kim tidak mungkin untuk melanjutkan ancaman nuklir, sementara dia berfokus pada masalah di dalam negeri, kata Gause.

"Fokus secara internal adalah pada ekonomi, bukan program nuklir," katanya.

Sulit untuk menentukan nasib Ri, apalagi menarik kesimpulan tentang sinyal apa yang ingin dikirim dalam hal program senjata strategis Korea Utara, kata Rachel Minyoung Lee, seorang analis di program 38 North yang berbasis di AS, yang mempelajari Korea Utara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com