JENEWA, KOMPAS.com - PBB melalui Badan Pangan dan Pertaian (FAO) menyatakan, Korea Utara bisa mengalami ancaman kelaparan yang sangat parah.
Dalam pengamatan FAO, negara yang menganut ideologi Juche itu mengalami kekurangan pangan sekitar 860.000 ton tahun ini.
Setiap tahun, negara yang dihantam sanksi internasional karena program senjata nuklirnya itu kesulitan memberi makan rakyatnya.
Baca juga: Kim Jong Un Bersihkan Puluhan Pejabat Korea Utara karena Krisis Pangan
Tahun lalu, ekonomi Korea Utara dihantam virus corona dan badai yang menenggelamkan sawah dan ladang mereka.
Di Juni, Pemimpin Kim Jong Un dalam pertemuan Partai Buruh Korea mengakui bahwa mereka tengah menderita kekurangan makanan.
Menurut laporan FAO Senin (5/7/2021), Korea Utara diproyeksikan menghasilkan panen mendekati target 5,6 juta ton.
Jumlah tersebut kurang 1,1 juta ton yang dibutuhkan untuk memberi makan penduduknya, dilansir AFP Rabu (7/7/2021).
Dengan impor yang direncanakan mencapai 205.000 ton, Pyongyang masih kekurangan pangan sebesar 860.000 ton.
Jika kekurangan tidak segera ditutupi dengan impor atau bantuan, penduduknya bisa kelaparan dari Agustus sampai Oktober," papar FAO.
Namun, upaya impor itu mendapat tantangan karena rezim Kim menutup perbatasan karena pandemi Covid-19.
Dampaknya, perdagangan dengan sekutu mereka China melambat sementara para pekerja kemanusiaan sudah angkat kaki dari sana.
Dalam pidatonya di rapat partai buruh, Kim Jong Un memperingatkan warganya untuk "bersiap menghadapi situasi terburuk".
Terakhir kali Korea Utara menderita kelaparan hebat di medio 1990-an, dengan ratusan ribu orang diyakini tewas.
Baca juga: Korea Utara Mulai Krisis Pangan, Harga Pisang di Sana Rp 640.000
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.