KOMPAS.com - "The supreme art of war is to subdue the enemy without fighting." (Sun Tzu)
Selama ini, dalam berbagai konteks, quote atau kutipan seperti itu amat banyak menghiasi media sosial.
Kutipan tentang "perang", yang bisa dimaknai dalam konteks apapun di kehidupan, relevan sampai hari ini dan banyak dijadikan pedoman.
Satu hal yang pasti, kutipan-kutipan filosofis nan menggelora ini tak akan ada tanpa kehadiran Sun Tzu, seorang legenda, seorang ahli strategi perang dari China.
Pria ini, bahkan disebut sebagai jenderal perang terbaik yang pernah ada, sepanjang sejarah.
Baca juga: Lawan Virus Corona, Satgas Penanganan Covid-19 Gunakan Strategi Perang Sun Tzu
Catatan sejarawan Sima Qian menunjukkan bahwa Sun Tzu berasal dari periode Spring dan Autumn, di kisaran tahun 771-476 SM.
Sun Tzu yang lahir di dinasti Qi, awalnya mengabdi pada Raja Helu di Kerajaan Wu pada kisaran tahun 512 SM.
Di situ, potensinya yang luar biasa sudah terlihat.
Bahkan dia sampai diperebutkan banyak sekali kerajaan di China kuno yang membutuhkan saran tentang strategi perang.
Reputasi ini didapat Sun Tzu pasca-memenangkan Perang Boju, yang bahkan dianggap tak mungkin dimenangkan dengan cara apapun.
Segala taktik, daya upaya, strategi, atau apapun itu yang dijalankan Sun Tzu, hampir tak pernah meleset. Selalu telak dan berhasil.
Baca juga: Kisah Perang di Kursk, Pertempuran Tank Terbesar di Dunia
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.