Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesepakatan Nuklir Terancam, Iran Tingkatkan Nilai Tambah Logam Uranium Produksinya

Kompas.com - 07/07/2021, 18:47 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber BBC

TEHERAN, KOMPAS.com - Iran telah memulai proses produksi peningkatan nilai tambah logam uranium menurut laporannya kepada pengawas nuklir global.

Teheran memberitahu Badan Energi Atom Internasional (IAEA) bahwa proses itu dilakukan untuk mengembangkan bahan bakar reaktor riset.

Baca juga: Perancis Sengaja Tutup-tutupi Radiasi akibat Uji Coba Nuklir di Pasifik

Tapi logam uranium juga bisa digunakan untuk membuat inti bom nuklir.

Negara-negara kuat Eropa mengatakan langkah Iran melanggar kesepakatan nuklir 2015 dan mengancam pembicaraan untuk mengaktifkannya kembali.

AS menyebutnya sebagai "langkah mundur yang disayangkan".

Dalam kesepakatan 2015, yang dikenal secara resmi sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), Iran setuju membatasi program nuklir.

Kesepakatan itu dirancang untuk meminimalkan risiko mengembangkan senjata nuklir.

Sebagai imbalannya, enam kekuatan dunia, China, Perancis, Jerman, Rusia, Amerika Serikat (AS), dan Inggris, setuju untuk mencabut sanksi ekonomi kepada negaranya.

Namun mantan Presiden AS Donald Trump menarik AS keluar dari kesepakatan pada 2018. Presiden AS ke-45 itu juga memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran.

Iran membalas perlakuan itu dengan secara bertahap melanggar komitmennya atas perjanjian tersebut.

Baca juga: Pemimpin Baru Iran Bersikeras Tidak Mau Negosiasi dengan AS Soal Nuklir

Pengganti Trump, Joe Biden, mengatakan dia akan bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015, dan mencabut sanksi AS ke Iran. Syaratnya, Iran harus kembali mematuhi kesepakatan sepenuhnya.

Tetapi Iran ingin Biden mengambil langkah pertama dengan pencabutan sanksi AS ke Iran.

Perwakilan Iran dan lima kekuatan dunia yang masih dalam kesepakatan itu telah berusaha untuk menyetujui kompromi pada pembicaraan di Wina, dengan utusan AS berpartisipasi secara tidak langsung.

Pembicaraan dimulai pada April dan putaran terakhir ditunda pada 20 Juni, tanpa tanggal yang ditetapkan untuk pertemuan berikutnya.

Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (6/7/2021), IAEA mengatakan: "Hari ini, Iran memberi tahu badan tersebut bahwa UO2 (uranium dioksida) yang ditingkatkan hingga 20 persen U-235 akan dikirim ke laboratorium R&D (penelitian dan pengembangan) di Pabrik Fabrikasi Bahan Bakar di Esfahan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Mengenal Apa Itu Chloropicrin, Senjata Kimia yang AS Tuduh Rusia Pakai di Ukraina

Global
Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Argentina Luncurkan Uang Kertas 10.000 Peso, Setara Rp 182.000

Global
Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Majikan Ditemukan Meninggal, PRT Ini Sebut karena Bunuh Diri dan Diwarisi Rp 43,5 Miliar

Global
Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Membaca Arah Kepemimpinan Korea Utara dari Lagu Propaganda Terbaru

Internasional
Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Apa Saja yang Perlu Diketahui dari Serangan Israel di Rafah?

Global
AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

AS Disebut Hentikan Pengiriman 3.500 Bom ke Israel karena Kekhawatiran akan Serangan ke Rafah

Global
Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Rangkuman Hari Ke-804 Serangan Rusia ke Ukraina: Putin Dilantik untuk Periode Ke-5 | Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky

Global
Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Jepang Dinilai Joe Biden Xenofobia, Benarkah?

Internasional
AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

AS Optimistis Usulan Hamas Direvisi Lancarkan Gencatan Senjata di Gaza

Global
6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

6 Bulan Jelang Pilpres AS, Siapa Bakal Cawapres Trump?

Global
Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Kabinet Perang Israel Putuskan Lanjutkan Operasi di Rafah Gaza meski Dikecam Internasional

Global
Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Saat Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa Menyebar di Belanda, Jerman, Perancis, Swiss, dan Austria...

Global
Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Israel Didesak Buka Kembali Penyeberangan Rafah Gaza, AS Ikut Bersuara

Global
[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com