Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemimpin Baru Iran Bersikeras Tidak Mau Negosiasi dengan AS Soal Nuklir

Kompas.com - 22/06/2021, 10:54 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

TEHERAN, KOMPAS.com - Presiden baru Iran, Ebrahim Rais, menolak kemungkinan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, atau merundingkan program rudal balistik Teheran dan dukungan milisi regional.

Mantan kepala kehakiman garis keras Iran itu berjanji menyelamatkan kesepakatan nuklir 2015, jika sanksi AS ke Iran dicabut karena telah menghancurkan ekonomi negaranya.

"AS berkewajiban untuk mencabut semua sanksi yang menindas terhadap Iran," kata Ebrahim Raisi, yang juga, kepada wartawan, menurut AP pada Senin (21/6/2021).

“Itu tidak bisa dinegosiasikan,” tambah Raisi tentang program rudal balistik Iran.

Baca juga: POPULER GLOBAL: “Armada Hantu” Iran Jual Minyak ke China | Pria Kaget Anaknya Ternyata Pamannya

Dia juga mengesampingkan batasan kemampuan rudal Iran dan dukungan untuk milisi regional. Padahal isu itu merupakan salah satu masalah yang dilihat Washington sebagai kekurangan dari kesepakatan penting yang ingin ditangani oleh pemerintahan Biden.

Armada pesawat serang Teheran sebagian besar berasal dari sebelum Revolusi Islam 1979. Kondisi itu memaksa Iran berinvestasi dalam rudal untuk membendung tetangga regional Arab.

Negara-negara Arab sendiri menurut laporan AP, telah membeli miliaran dollar dalam perangkat keras militer AS selama bertahun-tahun.

Rudal-rudal itu, dengan batas jangkauan 2.000 kilometer (1.240 mil), dapat menjangkau seluruh Timur Tengah dan pangkalan militer AS di wilayah tersebut.

Iran di sisi lain, juga mendukung kelompok-kelompok militan seperti pemberontak Houthi Yaman dan Hizbullah Lebanon, untuk meningkatkan pengaruhnya dan melawan musuh regionalnya.

Ketika ditanya tentang kemungkinan pertemuan dengan Biden, Raisi menjawab singkat seraya mengerutkan kening dan menatap ke depan, tanpa menjelaskan lebih lanjut, “Tidak”.

Pesaing moderatnya dalam pemilihan minggu lalu, Abdolnasser Hemmati, telah mengisyaratkan selama kampanye bahwa dia mungkin bersedia bertemu Biden.

Baca juga: Terkait Nuklir, PM Baru Israel Sebut Presiden Baru Iran Algojo Brutal

Komentar oleh Ebrahim Raisi memberikan tinjauan yang blak-blakan, tentang bagaimana Iran mungkin berurusan dengan dunia yang lebih luas, dalam empat tahun masa jabatannya ke depan.

Sementara kekuatan global berupaya memasuki tahap baru dalam negosiasi, untuk menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 yang kini berantakan.

Sekretaris pers Gedung Putih Jen Psaki pada Senin (22/6/2021), mengatakan AS tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Iran "atau rencana untuk bertemu di tingkat pemimpin, jadi tidak jelas apakah ada yang benar-benar berubah di bidang itu (perjanjian nuklir)."

Dia menambahkan bahwa Biden memandang “pemimpin keputusan Iran adalah pemimpin tertinggi (Ayatollah Ali Khamenei). Itulah yang terjadi sebelum pemilihan; itulah yang terjadi hari ini; dan akan seperti itu kedepannya. ”

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

[POPULER GLOBAL] Lampu Lalin Unta | Thailand SIta 1 Ton Meth Kristal

Global
Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Rangkuman Hari Ke-810 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran 30 Kota | Apartemen Roboh

Global
Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Ukraina Serang Fasilitas Energi Rusia Dekat Perbatasan

Global
Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan 'Berkendaralah Seperti Perempuan'

Kampanye Keselamatan Lalu Lintas, Perancis Gaungkan Slogan "Berkendaralah Seperti Perempuan"

Global
Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Rusia Gempur 30 Kota dan Desa di Ukraina, 5.762 Orang Mengungsi

Global
Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Demonstrasi Pro-Palestina di Kampus-Kampus AS Bergulir ke Acara Wisuda

Global
Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Afghanistan Kembali Dilanda Banjir Bandang, Korban Tewas 300 Lebih

Global
Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Nasib Migran dan Pengungsi Afrika Sub-Sahara yang Terjebak di Tunisia

Internasional
Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Hezbollah Klaim Serangan yang Lukai 4 Tentara Israel

Global
Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Momen Polisi New York Tak Sengaja Semprotkan Merica ke Muka Sendiri Saat Bubarkan Protes Pro-Palestina

Global
Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Manusia Pertama Penerima Transplantasi Ginjal Babi, Meninggal

Global
Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Saat Anak-anak Gaza Tetap Bersemangat Belajar di Tengah Perang yang Menghancurkan...

Global
9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

9 Mei, Hari Rusia Memperingati Kemenangan Soviet atas Nazi Jerman

Internasional
Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Israel Buka Penyeberangan Baru ke Gaza Utara untuk Jalur Bantuan

Global
Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Sebut China Bangun Pulau Buatan di Laut China Selatan, Filipina Kerahkan Kapal

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com