Pemecatan itu menurut Putu terasa seperti sejarah yang berulang, karena ibunya juga pernah dipecat dari UI 41 tahun sebelumnya, meski dengan alasan yang berbeda.
"Ibu saya dulu pernah menjadi ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan di UI tahun 1964-1966 dan ketika Soeharto berkuasa, ibu diberhentikan dengan tidak hormat karena mengikuti Kongres Himpunan Sarjana Indonesia yang dianggap “kiri”," katanya.
Putu Pendit kemudian mengajar di RMIT di Melbourne, Australia, hingga tahun 2011 sembari terus ikut mengembangkan pendidikan perpustakaan di Indonesia.
Ia menekuni kajian perpustakaan digital, dan buah pemikirannya ini telah menjadi salah satu referensi ilmu perpustakaan di tanah air.
Dan karena kepakarannya itu, Putu Pendit hingga masih aktif dalam berbagai forum akademis, baik di Indonesia, Australia, sampai internasional.
"Saya terlibat dengan Museum of Indonesian Arts Inc sejak 2014 dan menjadi sekretaris di sana sampai sekarang, dan dengan teman-teman lain saya ikut mendirikan Forum Masyarakat Indonesia di Australia," kata suami dari Meily Zulia ini.
Pada tahun 2018 Putu Pendit bersama dengan Iben RH mendirikan komunitas Aneka Ria Melbourne, yang berisi penggemar musik pop Indonesia untuk "menjaga 'kewarasan' dan tetap menjaga keindonesiaan di perantauan."
"Mungkin ini terdengar klise, tetapi saya percaya bahwa bangsa Indonesia akan jadi besar kalau tetap bhinneka, dan tetap tunggal ika." katanya.
Baca juga: Skandal Marguerite: PSK Simpanan Pangeran Inggris, Pemeras Pria Kaya, dan Pembunuh Suaminya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.