Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Putu Pendit, Doktor Perpustakaan yang Tak Dapat Tempat di Indonesia

Kompas.com - 29/07/2021, 22:20 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

Pemecatan itu menurut Putu terasa seperti sejarah yang berulang, karena ibunya juga pernah dipecat dari UI 41 tahun sebelumnya, meski dengan alasan yang berbeda.

"Ibu saya dulu pernah menjadi ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan di UI tahun 1964-1966 dan ketika Soeharto berkuasa, ibu diberhentikan dengan tidak hormat karena mengikuti Kongres Himpunan Sarjana Indonesia yang dianggap “kiri”," katanya.

Putu Pendit kemudian mengajar di RMIT di Melbourne, Australia, hingga tahun 2011 sembari terus ikut mengembangkan pendidikan perpustakaan di Indonesia.

Ia menekuni kajian perpustakaan digital, dan buah pemikirannya ini telah menjadi salah satu referensi ilmu perpustakaan di tanah air.

Dan karena kepakarannya itu, Putu Pendit hingga masih aktif dalam berbagai forum akademis, baik di Indonesia, Australia, sampai internasional.

Aktif di berbagai komunitas Indonesia di Melbourne

Putu Pendit (dua dari kanan) ketika menghadiri salah satu festival masyarakat Indonesia di Melbourne.DIANA PRATIVI via ABC INDONESIA Putu Pendit (dua dari kanan) ketika menghadiri salah satu festival masyarakat Indonesia di Melbourne.
Putu yang dilahirkan dengan nama Laxman Sanjaya Pendit juga mencoba untuk aktif di berbagai komunitas Indonesia di Melbourne supaya bisa maksimal mempromosikan Indonesia, mengingat di kota ini "ada begitu banyak komunitas Indonesia yang terbagi-bagi menurut suku, agama, dan aliran politik."

"Saya terlibat dengan Museum of Indonesian Arts Inc sejak 2014 dan menjadi sekretaris di sana sampai sekarang, dan dengan teman-teman lain saya ikut mendirikan Forum Masyarakat Indonesia di Australia," kata suami dari Meily Zulia ini.

Pada tahun 2018 Putu Pendit bersama dengan Iben RH mendirikan komunitas Aneka Ria Melbourne, yang berisi penggemar musik pop Indonesia untuk "menjaga 'kewarasan' dan tetap menjaga keindonesiaan di perantauan."

"Mungkin ini terdengar klise, tetapi saya percaya bahwa bangsa Indonesia akan jadi besar kalau tetap bhinneka, dan tetap tunggal ika." katanya.

Baca juga: Skandal Marguerite: PSK Simpanan Pangeran Inggris, Pemeras Pria Kaya, dan Pembunuh Suaminya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com