Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Teori Konspirasi Vaksinasi Covid-19 AS yang Pengaruhi Keutuhan Rumah Tangga

Kompas.com - 25/07/2021, 18:41 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sejak kembali lebih dari seminggu setelahnya, dia mengurung diri di ruang bawah tanah dan bersikeras bahwa anak-anak Lucy tidak tidak kembali.

Shane adalah salah satu dari jutaan orang Amerika yang menjadi korban “infodemik” virus corona--pusaran informasi palsu dan menyesatkan tentang Covid-19 yang viral selama pandemi.

Baca juga: Kerap Kampanyekan Anti-vaksin Covid-19, Akun Instagram Keponakan John F Kennedy Diblokir

Masih dilansir Huffington Post, informasi ini secara drastis menghambat pemulihan negara. Propaganda anti-vaksin yang dipolitisasi, telah mempengaruhi rumah tangga AS yang tak terhitung jumlahnya, yang sebagian besar juga tersebar melalui Fox News, media sayap kanan.

Teori konspirasi yang menakutkan tentang vaksin yang dianggap mematikan dan perkembangan jahatny, menyebar seperti api di seluruh media sosial.

Vaksin Covid-19 telah menjadi simbol perang budaya AS, dan konsekuensinya mematikan.

Lebih dari 99 persen kematian terkait virus corona di AS terjadi pada orang yang tidak divaksinasi.

Meskipun suntikan telah tersedia secara luas di seluruh 50 negara bagian selama berbulan-bulan, hampir setengah populasi belum menerima dosis tunggal.

Baca juga: Kelompok Anti-vaksin Blokir Fasilitas Vaksinasi Covid-19, Serukan Warga Tak Boleh Disuntik

Penelitian menunjukkan bahwa hubungan sosial mungkin memainkan peran kunci dalam mencegah beberapa orang mendapatkan vaksinasi.

Pada bulan Mei, Pusat Survei American Enterprise Institute on American Life, menemukan hanya 28 persen dari Partai Republik melaporkan menerima dorongan dari keluarga dan teman untuk mendapatkan vaksin.

Sebagaian lainnya, dilaporkan benar-benar dikecilkan teman dan keluarga, atau menerima campuran pesan saat bersedia menerima vaksinasi.

Hanya 45 persen dari pendukung Partai Republik telah menerima setidaknya satu dosis vaksin, dibandingkan dengan 86 persen dari Demokrat.

Jumlah yang bisa dibilang signifikan, di tengah virus yang bergerak semakin mematikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com