Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban: Tidak Ingin Monopoli Afghanistan, Hanya Presiden Ashraf Ghani Harus Dicopot

Kompas.com - 24/07/2021, 07:19 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Al Jazeera

KABUL, KOMPAS.com - Taliban mengatakan tidak ingin memonopoli kekuasaan, tetapi akan terus berperang di Afghanistan sampai ada negosiasi baru dengan pemerintah di Kabul dan Presiden Ashraf Ghani dicopot.

Dalam wawancara dengan Associated Press, juru bicara Taliban Suhail Shaheen yang juga anggota tim negosiasi, menjelaskan sikap kelompok itu tentang apa yang akan terjadi selanjutnya di negara yang diliputi konflik.

Taliban dengan cepat menduduki sejumlah wilayah Afghanistan dalam beberapa pekan terakhir, merebut seluruh perbatasan strategis dan mengancam sejumlah ibu kota provinsi, saat pasukan terakhir Amerika Serikat dan NATO ditarik dari Afghanistan.

Baca juga: Afghanistan Bantah Taliban Kuasai 90 Persen Perbatasan Negara

Pada pekan ini, pejabat tinggi militer AS, Jenderal Mark Milley, mengatakan dalan konferensi pers di Pentagon bahwa Taliban memiliki "momen strategis" dan dia tidak menampik adanya kemungkinan Taliban pengambilalihan Afghanistan sepenuhnya.

Menurutnya, hal itu tidak bisa dihindari.

Sekitar 20 tahun yang lalu, Afghanistan di bawah pemerintahan Taliban dan sejumlah kebijakan yang diterapkan adalah tidak ada pendidikan untuk anak perempuan dan perempuan bekerja.

Kenangan 20 tahun itu yang kemudian memicu ketakutan warga Afghanistan bahwa sikap konservatif yang keras dari Taliban akan mereka alami kembali.

Warga Afghanistan yang mampu berusaha mengajukan visa untuk meninggalkan Afghanistan dan ketakutan akan kekacauan yang diliputi kekerasan.

Penarikan pasukan AS dan NATO lebih dari 95 persen telah dilakukan dan akan selesai pada 31 Agustus.

Baca juga: Penerjemah Afghanistan untuk Pasukan AS Ini Dipenggal Taliban

Presiden Ghani harus dicopot

Shaheen mengatakan Taliban akan menurunkan senjata ketika negosiasi pemerintah dapat diterima oleh semua pihak yang berkonflik di Kabul dan pemerintahan Ghani dicopot.

"Saya ingin memperjelas bahwa kami tidak meyakini monopoli kekuasaan karena setiap pemerintahan yang (berusaha) memonopoli kekuasaan di Afghanistan di masa lalu, pemerintahannya tidak sukses," ujar Shaheen, yang tampaknya juga mengomentari 5 tahun pemerintahan Taliban sendiri.

"Jadi, kami tidak ingin mengulang formula yang sama," ucapnya, seperti yang dilansir Kompas.com dari Al Jazeera pada Jumat (23/7/2021).

Namun, pihaknya juga tidak ingin berkompromi untuk pemerintahan Ghani dilanjutkan, menyebutnya sebagai penghasut perang dan menuduhnya telah melakukan itu dalam pidatonya di perayaan Idul Adha pada Selasa (20/7/2021).

Baca juga: Di Tengah Penarikan, AS Masih Bantu Afghanistan Lawan Taliban dengan Serangan Udara

Shaheen mengatakan, saat itu Ghani berjanji untuk melawan Taliban.

Shaheen menolak hak Ghani untuk memerintah, membangkitkan kembali tuduhan penipuan kemenangan pemilunya pada 2019.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com