Setelah pemungutan suara, Ghani dan saingannya, Abdullah Abdullah mendeklarasikan diri sebagai presiden Afghanistan.
Mereka berkompromi, dan akhirnya Abdullah sekarang menjadi orang nomor dua di pemerintahan Afghanistan dan mengepalai dewan rekonsiliasi.
Ghani sering mengatakan bahwa ia akan terus menjabat sampai pemilihan umum selanjutnya dapat menentukan pemerintahan baru.
Baca juga: Taliban Kuasai Setengah dari Semua Distrik di Afghanistan
Para pengkritik termasuk di luar Taliban, menuduhnya hanya berusaha mempertahankan kekuasaan, menyebabkan perpecahan di antara para pendukung pemerintah.
Pada akhir pekan lalu, Abdullah memimpin delegasi tingkat tinggi di ibu kota Qatar, Doha untuk melakukan pembicaraan dengan para pemimpin Taliban.
Pertemuan itu menghasilkan banyak janji, seperti perhatian besar terhadap keamanan warga sipil dan infrastruktur.
Shaheen mengatakan pembicaraan itu adalah awal yang baik. Namun, dia mengatakan pemerintah Afghansitan berulang kali meminta gencatan senjata.
"Mereka tidak ingin rekonsiliasi, tetapi mereka ingin penyerahan," ujarnya tidak terima ketika Ghani tetap menjabat dan Taliban menyerah.
Sebelum gencatan senjata, ia mengatakan harus ada kesepakatan tentang pemerintahan baru yang "dapat diterima oleh kami dan warga Afghanistan lainnya".
Maka, "tidak akan ada perang".
Baca juga: Jenderal AS: Taliban Punya Momentum Strategis Serang Afghanistan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.