Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban Kuasai Setengah dari Semua Distrik di Afghanistan

Kompas.com - 22/07/2021, 07:16 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Newsweek

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Mark Milley menyebut bahwa Taliban sudah menguasai sekitar setengah dari pusat distrik di Afghanistan.

Dia menambahkan, kelompok pemberontak tersebut terus menekan ibu kota provinsi sembari merebut lebih banyak wilayah.

Melansir Newsweek, Rabu (21/7/2021), Milley menyebutkan bahwa dari 419 pusat distrik di Afghanistan, sekitar setengahnya berada di bawah kendali Taliban.

Baca juga: Jenderal AS: Taliban Punya Momentum Strategis Serang Afghanistan

Taliban belum merebut salah satu dari 34 ibu kota provinsi, tetapi mereka menekan sekitar setengah dari jumlah tersebut.

“Sejumlah besar wilayah telah direbut selama enam, delapan, 10 bulan oleh Taliban,” ujar Milley di Kantor Kementerian Pertahanan AS alias Pentagon, Washington DC, AS.

Dia berujar, Taliban tampaknya memiliki momentum strategis.

Ketika pasukan AS dan sekutunya menarik diri dari Afghanistan, Taliban dengan cepat melancarkan serangan untuk menguasai negara itu.

Baca juga: Pakistan Bantah Klaim Penculikan Putri Duta Besar Afghanistan: Tidak Ada Bukti

Pasukan keamanan Afghanistan berupaya untuk melindungi wilayah dengan populasi padat, termasuk ibu kota negara, Kabul.

"Ini akan menjadi ujian bagi kemauan dan kepemimpinan rakyat Afghanistan, pasukan keamanan Afghanistan, dan pemerintah Afghanistan," tutur Milley.

Pentagon mengatakan, penarikan seluruh pasukan AS dari Afghanistan telah mencapai 95 persen dan akan selesai pada 31 Agustus.

Sementara itu, pemerintahan Presiden AS Joe Biden berjanji untuk melanjutkan bantuan keuangan dan logistik untuk pasukan Afghanistan setelah Agustus.

Baca juga: Ada Serangan Roket, Presiden Afghanistan Tetap Lanjutkan Shalat Id

Senada dengan Biden, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin berujar bahwa fokus upaya AS di Afghanistan akan melawan ancaman teroris, bukan Taliban.

Berbicara bersama Milley, Austin mengatakan, AS akan mengawasi kelompok teroris Al Qaeda.

Al Qaeda merupakan jaringan ekstremis yang dulu menggunakan Afghanistan sebagai wilayah untuk merencanakan serangan 9/11 di AS.

Serangan 9/11 merupakan alasan utama pasukan AS menginvasi Afghanistan pada 2001.

Baca juga: Latihan Militer, Rusia Kerahkan Tank ke Dekat Perbatasan Afghanistan

"Fokus utama kami ke depan adalah untuk memastikan bahwa kekerasan, terorisme, tidak dapat diekspor dari Afghanistan ke tanah air kami,” kata Austin.

“Jadi kami akan mempertahankan kemampuan untuk tidak hanya mengamati itu, tetapi juga mengatasinya jika itu muncul," sambung Austin.

Austin menambahkan, pada 2020, Taliban berjanji untuk tidak memberikan perlindungan bagi Al Qaeda di masa depan.

"Kami berharap mereka memenuhi komitmen itu. Jika mereka menginginkan legitimasi ke depan, saya pikir itu adalah sesuatu yang harus mereka pertimbangkan,” beber Austin.

Baca juga: Serangan Roket Jatuh Dekat Istana Presiden Afghanistan Saat Shalat Idul Adha

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com