TOKYO, KOMPAS.com - Meski upacara pembukaan belum digelar, Olimpiade Tokyo 2020 sudah diguncang empat skandal panitianya.
Deretan skandal ini menyangkut dipecatnya direktur upacara pembukaan, hingga presidennya sendiri yang mundur karena komentar seksis.
Melansir berbagai sumber, berikut adalah empat skandal Olimpiade Tokyo di kalangan panitia.
Baca juga: Benarkah Olimpiade Tokyo Digelar karena Tekanan IOC? Ini Jawaban PM Jepang
Berdasarkan laporan Fuji News Network pada Kamis (10/2/2021), Mori kemudian mundur setelah ketahuan berkata "perempuan terlalu banyak omong".
Ucapan kontroversial itu keluar saat pertemuan dewan Komite Olimpiade Tokyp di pekan pertama Februari.
Eks Perdana Menteri Jepang periode 2000-2001 tersebut kemudian meminta maaf atas ucapannya, tetapi kecaman publik makin membesar.
Tagar "Mori mundurlah" langsung menjadi trending di Twitter "Negeri Sakura" beberapa menit setelah komentar itu terlontar.
Dalam suatu wawancara, Mori mengakui komentarnya muncul berkaca dari pengalamannya dengan istri, putri, dan cucunya.
Meski begitu, dia mengakui bahwa perkataannya tidak pantas dan tak sesuai dengan semangat Olimpiade.
Posisi Mori kemudian digantikan Seiko Hashimoto, peraih medali perunggu Olimpiade cabor speed skating.
Namun Inside The Games mewartakan, Hashimoto juga pernah tersandung kasus dugaan pelecehan seksual di Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.
Baca juga: Sebut Perempuan Terlalu Banyak Omong, Presiden Olimpiade Tokyo 2020 Mundur
Pelawak yang diejek adalah Naomi Watanabe. Dia berbadan gemuk, dan Sasaki berkata wanita itu bisa mengenakan telinga babi di upacara pembukaan.
Sasaki kemudian meminta maaf lalu mundur dari posisinya, serta mengakui apa yang dia ucapkan ke Watanabe merupakan penghinaan besar.