Deretan skandal ini menyangkut dipecatnya direktur upacara pembukaan, hingga presidennya sendiri yang mundur karena komentar seksis.
Melansir berbagai sumber, berikut adalah empat skandal Olimpiade Tokyo di kalangan panitia.
Berdasarkan laporan Fuji News Network pada Kamis (10/2/2021), Mori kemudian mundur setelah ketahuan berkata "perempuan terlalu banyak omong".
Ucapan kontroversial itu keluar saat pertemuan dewan Komite Olimpiade Tokyp di pekan pertama Februari.
Eks Perdana Menteri Jepang periode 2000-2001 tersebut kemudian meminta maaf atas ucapannya, tetapi kecaman publik makin membesar.
Tagar "Mori mundurlah" langsung menjadi trending di Twitter "Negeri Sakura" beberapa menit setelah komentar itu terlontar.
Dalam suatu wawancara, Mori mengakui komentarnya muncul berkaca dari pengalamannya dengan istri, putri, dan cucunya.
Meski begitu, dia mengakui bahwa perkataannya tidak pantas dan tak sesuai dengan semangat Olimpiade.
Posisi Mori kemudian digantikan Seiko Hashimoto, peraih medali perunggu Olimpiade cabor speed skating.
Namun Inside The Games mewartakan, Hashimoto juga pernah tersandung kasus dugaan pelecehan seksual di Olimpiade Musim Dingin Sochi 2014.
Pelawak yang diejek adalah Naomi Watanabe. Dia berbadan gemuk, dan Sasaki berkata wanita itu bisa mengenakan telinga babi di upacara pembukaan.
Sasaki kemudian meminta maaf lalu mundur dari posisinya, serta mengakui apa yang dia ucapkan ke Watanabe merupakan penghinaan besar.
Naomi Watanabe adalah salah satu pelawak paling terkenal di Jepang dan dikenal karena jago meniru selebritas lain.
Selain itu seperti dilansir BBC pada Kamis (18/3/2021), dia juga dikenal karena gerakan membanggakan tubuh sendiri.
Watanabe memelopori gerakan pochakawaii yang bisa diartikan sebagai "tembem dan menawan". Pada 2014 dia juga mulai menjual pakaian ukuran besar.
3. Komposer mem-bully teman sekelas yang disabilitas
Komposer upacara pembukaan Olimpiade Tokyo 2020, Keigo Oyamada, pada Selasa (20/7/2021) mundur dari tim setelah diketahui pernah mem-bully teman sekelas yang disabilitas di sekolah.
Pelecehan verbal itu terungkap dalam sebuah artikel di majalah lama, yang juga menuliskan bahwa Oyamada tidak menyesali perbuatannya.
Setelah skandal itu merebak, komposer tersebut meminta maaf.
Panitia penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 dalam keterangannya mengatakan, tindakan Oyamada benar-benar tidak dapat diterima.
Kobayashi membuat candaan soal Holocaust di video sketsa tahun 1998, yang muncul secara online jelang upacara pembukaan Olimpiade Tokyo pada Jumat (23/7/2021).
Dalam sketsa komedi tersebut, Kobayashi dan rekannya berpura-pura menjadi sepasang penghibur terkenal di program TV anak-anak.
Saat mereka melakukan kegiatan dengan kertas, Kobayashi menyebut beberapa potongan boneka kertas dengan berkata, "Dari masa ketika kalian bilang 'mari kita mainkan Holocaust'," yang kemudian diikuti tawa penonton.
Kobayashi dan rekannya kemudian bercanda tentang bagaimana produser televisi marah dengan saran dari kegiatan Holocaust.
Sketsa itu memicu berbagai reaksi keras dari beberapa orang di Jepang, tetapi ada juga ada yang mempertanyakan mengapa dipermasalahkan karena kasusnya sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Kobayashi adalah tokoh teater terkenal di Jepang. Dia kemudian melayangkan permohonan maaf.
"Itu dari waktu saya tak bisa memancing tawa seperti yang saya inginkan, dan saya mencoba untuk menarik perhatian orang dengan cara yang dangkal," terangnya dikutip dari AFP.
https://www.kompas.com/global/read/2021/07/22/174953070/belum-dibuka-olimpiade-tokyo-sudah-diguncang-4-skandal-panitia