Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Tokoh Dunia: Alexei Leonov, Manusia Pertama yang Berjalan di Luar Angkasa

Kompas.com - 20/07/2021, 08:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Dalam wawancara dengan BBC pada 2014, Leonov mengatakan pengalaman itu membuatnya merasa "seperti sebutir pasir".

Baca juga: Foto Luar Angkasa Terbaik 2021: Nebula Kepala Lumba-lumba hingga Jalur Purnama

Insiden misi bersejarah

Tetapi perjalanan pertama di luar pesawat ruang angkasa tidak berjalan mulus sesuai rencana. Leonov segera menyadari bahwa setelannya menggembung.

"Tangan saya terlepas dari sarung tangan, kaki saya keluar dari sepatu bot. Jas itu terasa longgar di sekitar tubuh saya," katanya melansir BBC.

Dia berhasil kembali ke dalam pesawat, setelah mengeluarkan separuh udara dari pakaian antariksanya, yang memberinya gejala awal dekompresi.

Setelah misi spacewalk pertama dunia yang hampir berakhir fatal, misi tersebut mengalami keadaan darurat lainnya. Para kosmonot itu harus kembali ke Bumi untuk pertama kali di bawah kendali manual, bukan otomatis.

Untungnya, pesawat ruang angkasa itu berhasil mendarat di pegunungan Ural yang tertutup salju, jauh dari lokasi pendaratan yang dimaksudkan.

Leonov dan sesama anggota kru, Pavel Belyayev, harus bertahan dalam udara membekukan sampai tim penyelamat menemukan mereka.

Baca juga: Sejarah Baru Luar Angkasa Berada di Pundak Elon Musk, Bagaimana Bisa?

Gagal ke bulan

Selama misi Voskhod-2, Leonov membuktikan kapasitasnya untuk program luar angkasa Soviet. Ini terbukti dari ketenangannya memecahkan masalah yang kompleks dan mengancam jiwa.

Tidak mengherankan setelah itu, ia kemudian dipilih memimpin upaya pertama Uni Soviet mendarat di Bulan.

Sementara keberhasilan dan kegagalan program Apollo AS mendapat sorotan keras publisitas, Uni Soviet sedang mengerjakan upaya bulannya sendiri secara rahasia.

Rencana Uni Soviet untuk mendarat di Bulan memiliki banyak kesamaan dengan Apollo, tetapi ada juga perbedaan utama.

"Tidak seperti Apollo, pendarat kami hanya membawa satu kosmonot. Tentu saja lebih sulit, tapi begitulah misi dirancang," kata Leonov dalam sebuah wawancara untuk situs web Museum Sains.

"Ketika mendekati Bulan, saya harus berjalan di luar angkasa dari modul ke permukaan bulan. Pada waktu yang ditentukan, pesawat ruang angkasa dan modul bulan akan terpisah. Saya akan menjadi satu-satunya orang di pendarat bulan."

Sayangnya, misi ini terhambat setelah Sergei Korolev, kepala perancang dan kekuatan pendorong program luar angkasa Soviet, meninggal pada 1966.

Kematian itu akhirnya, membuat program ini tersendat hingga kehilangan momentumnya.

Keempat peluncuran roket Soviet berakhir dengan kegagalan. Tetapi Leonov tetap yakin bahwa, seandainya Korolev hidup, masalah dengan roket bulan N-1 Soviet akan segera diperbaiki.

Setelah Armstrong dan Aldrin mendarat di permukaan bulan pada 20 Juli 1969, Uni Soviet membatalkan peluncurannya ke Bulan.

Baca juga: Misi Ambisius China: Kirim Manusia ke Mars dan Bangun Pangkalan Luar Angkasa

Tragedi beruntun

Semasa hidupnya, kosmonot itu mengalami banyak tragedi . Salah satunya adalah kematian teman baiknya Yuri Gagarin dalam kecelakaan pesawat.

Setelah dikabarkan hilang kontak pada 27 Maret 1968, Leonov bergabung dengan tim pencarian Gagarin di hutan sekitar pangkalan udara, dan mengidentifikasi temannya dari apa yang tersisa dari tubuhnya.

Dalam Two Sides of the Moon, buku yang kemudian ia tulis bersama astronot NASA Dave Scott, Leonov mengatakan Gagarin sudah seperti saudara baginya: "Kematian tidak pernah tampak lebih dekat, atau lebih mengerikan," tulisnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com