Pada 1969, Leonov lolos dari cedera ketika seorang pembelot tentara Soviet menembaki limusin yang dikemudikannya.
Mobil itu sedang melakukan perjalanan melalui Moskwa sebagai bagian dari iring-iringan yang membawa Perdana Menteri Soviet Leonid Brezhnev, yang telah menjadi target pembunuh. Sopir limusin tewas oleh salah satu peluru.
Baca juga: Ngobrol Langsung dengan Awak China di Luar Angkasa, Xi Jinping Puja-puji Astronotnya
Selanjutnya pada awal 70-an, Leonov bergabung sebagai perencanaan misi stasiun ruang angkasa berawak pertama di dunia yang dipimpin Rusia, Salyut-1 yang kemudian berganti nama menjadi Soyuz 11.
Sebagai salah satu teknisi dalam misi ini, Leonov curiga ada kesalahan desain yang membuat ventilasi udara di antara dua modul pesawat ruang angkasa Kapsul Soyuz tidak bisa menutup secara otomatis.
Dia pun memperingatkan kru untuk menutup ventilasi secara manual sebelum kembali ke Bumi.
Sayangnya, prosedur itu terlewatkan. Ventilasi terbuka sebelum waktunya dan ketiga kosmonot tewas dalam hitungan detik saat udara tersedot ke kabin mereka.
"Meskipun itu bukan salahku, aku menyalahkan diriku sendiri atas apa yang telah terjadi," kata Leonov kemudian dalam bukunya.
Baca juga: Momen Bersejarah Astronot China Mendarat di Stasiun Luar Angkasa
Setelah pendaratan Apollo 11 di Bulan, ketegangan Perang Dingin mereda antara AS dan Uni Soviet.
Dalam sebuah langkah yang dulunya tidak terpikirkan, kedua negara sepakat berkolaborasi dalam misi luar angkasa, yang disebut Proyek Uji Apollo-Soyuz.
Keduanya secara terpisah meluncurkan pesawat ruang angkasa yang kemudian akan berlabuh di orbit.
Sisi misi Amerika dipimpin oleh Thomas Stafford, seorang veteran dari tiga penerbangan luar angkasa.
Dari Uni Soviet, Leonov bergabung dengan Vance Brand dan Deke Slayton, keduanya dalam penerbangan luar angkasa pertama mereka.
Setelah dua pesawat ruang angkasa terhubung, Leonov pindah ke modul "docking" bersama. Dia disambut oleh Stafford, astronot NASA, yang membuka palka mereka.
Momen ini menjadi sangat bersejarah karena untuk pertama kalinya seorang Soviet melakukan kontak langsung dengan seorang Amerika di orbit.
Selama dua hari pesawat ruang angkasa itu tetap merapat di orbit. Tiga orang Amerika dan dua orang Soviet saling bertukar bendera dan hadiah, saling mengunjungi pesawat ruang angkasa dan makan bersama.
Misi tersebut merupakan langkah awal menuju kerja sama yang lebih besar di ruang angkasa antara kedua negara. Ini membuka jalan bagi kolaborasi lain di stasiun ruang angkasa Soviet Mir dan, akhirnya Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Baca juga: China Luncurkan Shenzhou-12, Kirim 3 Astronot ke Luar Angkasa
Setelah misi Apollo-Soyuz, Leonov menjadi kepala kosmonot dan wakil direktur Pusat Pelatihan Kosmonot Yuri Gagarin di luar Moskwa, di mana dia mengawasi instruksi kru.
Leonov meninggal di Rumah Sakit Burdenko Moskow setelah lama sakit. Dia meninggalkan seorang istri Svetlana dan putrinya Oksana.
Kematiannya pada 2019, membuat dunia kehilangan hubungan langsung lainnya dengan sejarah perlombaan ruang angkasa Perang Dingin pada 1960-an dan 1970-an.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.