Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Klaster Karaoke, Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak Drastis

Kompas.com - 15/07/2021, 09:17 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Reuters

SINGAPURA, KOMPAS.com – Singapura melaporkan lonjakan kasus Covid-19 lokal tertinggi dalam 10 bulan pada Rabu (14/7/2021) setelah ditemukannya klaster karaoke KTV.

Melansir Reuters, “Negeri Singa” pada Rabu melaporkan 56 kasus Covid-19 lokal terbaru. Dari seluruh kasus tersebut, 42 di antaranya terkait dengan klaster karaoke.

Kementerian terkait tengah menyelidiki penularan di antara pramuria asal Vietnam yang sering mengunjungi tempat karaoke.

Baca juga: Pria Singapura Terbukti Hamili Gadis Umur 12, 15, dan 18 Tahun

Selain itu, kementerian juga menawarkan tes Covid-19 gratis bagi siapa pun yang kemungkinan terpapar.

Klaster karaoke tersebut terkuak setelah seorang wanita Vietnam mencari bantuan medis pada Minggu (11/7/2021).

Padahal, Singapura belum membuka kembali lounge dan gerai-gerai karaoke.

Pihak berwenang mengatakan, tempat di mana virus menyebar itu dioperasikan dengan “menyamar” sebagai gerai makanan dan minuman.

Baca juga: Dukung Indonesia Perangi Covid-19, Singapura Kirim Paket Bantuan

Terkait klaster karaoke tersebut, polisi Singapura mengatakan telah menangkap 20 wanita pada Rabu malam waktu setempat.

Orang-orang yang ditangkap tersebut antaranya adalah warga Korea Selatan, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. Mereka diduga melakukan aktivitas di karaoke.

Polisi juga berencana untuk meningkatkan pemeriksaan dan penegakan pada kegiatan tersebut.

Menteri Kesehatan Singapura Ong Ye Kung sebelumnya memperingatkan, polisi akan mengambil tindakan terhadap pelanggar.

Baca juga: Transisi New Normal, Singapura Izinkan Bersantap Bersama Maksimal 5 Orang

 

"Setiap gerai yang menyediakan layanan pramuria, permainan dadu, dan semua kontak yang sangat dekat ini, tidak pernah diizinkan," katanya kepada media lokal, menurut CNA.

"Jadi munculnya kejadian ini telah meresahkan (dan) mengecewakan,” sambung Ong.

Ong mengatakan, pihaknya belum berencana mencabut pembatasan yang baru-baru ini dilonggarkan karena adanya klaster tersebut.

Singapura dianggap menangani gelombang Covid-19 dengan cepat dan memberlakukan pembatasan pada Mei guna memperlambat penyebaran varian Delta.

“Negeri Merlion” juga bertujuan untuk menyelesaikan vaksinasi dua pertiga populasinya pada 9 Agustus.

Baca juga: Singapura Tak Akui Sinovac dalam Program Vaksinasi Nasional

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com