KOMPAS.com - Kabar dunia sepekan minggu ini menyorot beragam berita dari berbagai belahan dunia.
Kabar soal penggunaan aplikasi berbagi pesan dari perusahaan teknologi Amerika Serikat (AS) menjadi sorotan minggu ini.
Walaupun menjadi favorit di tanah air, pengguna WhatsApp justru jarang digunakan di negara asal pengembangannya.
Ada pula berita soal pengalaman HRD yang menceritakan pengalamannya menangani seorang pelamar yang memberi respons yang kasar setelah lamarannya ditolak.
Selain itu, kabar terbaru soal perkembangan Covid-19 di dunia juga menjadi sorotan pembaca, terutama terkait gelombang varian delta di dunia dan obat baru yang diusulkan WHO.
Berikut rangkuman berita internasional terpopuler dalam sepekan dari kanal Global Kompas.com edisi Senin (5/7/2021) hingga Minggu (11/7/2021).
Baca juga: UNIK GLOBAL: Wujud Kolam 60 Meter Terdalam di Dunia | Delivery Makanan Rp 11 Juta Bobot Naik 100 Kg
WhatsApp adalah aplikasi perpesanan paling populer di dunia. Segalanya adalah WhatsApp.
Pekerjaan, hubungan, grup pertemanan, reuni, mantan, dan semuanya, memakai WhatsApp sebagai sarana penghubung. Tapi ini sepertinya tak berlaku di Amerika Serikat.
Menurut survei tahun 2019, hanya 16 persen orang AS yang aktif sebagai pengguna Whatsapp. Tak heran, di film-film Hollywood, jarang sekali dijumpai adegan yang memamerkan chat memakai WhatsApp.
Kebanyakan hanya memakai perpesanan biasa yang disediakan oleh ponsel pintar.
Mengapa bisa seperti itu? Baca penyebab orang AS jarang yang memakai WhatsApp dalam artikel selengkapnya di sini.
Baca juga: WhatsApp Gugat Pemerintah India Terkait Aturan Baru yang Langgaran Privasi Pengguna
Seorang fresh graduate atau mahasiswa baru lulus yang memiliki IPK 3,5 di Malaysia, marah-marah karena lamarannya di posisi senior sebuah perusahaan ditolak.
Dalam unggahan percakapan WhatsApp yang diunggah di grup Facebook Boom Go Employee pada Jumat (9/7/2021), tampak bahwa lulusan baru tersebut melamar posisi dengan syarat 8 tahun pengalaman kerja.
HRD yang berkontak dengan pelamar sudah memberitahu dengan sopan, bahwa dia tidak terpilih mengisi pos Manajer Pemasaran Senior, karena kurangnya pengalaman kerja.
Pelamar kerja yang namanya hanya dipanggil Alex itu menjawab singkat dengan huruf "Y?" (dibaca why atau mengapa).
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Pengangguran di Eropa Meroket, Lulusan Baru Takut Jadi Generasi Hilang
Varian Delta dari virus Covid-19 menjadi perhatian serius banyak negara di dunia, karena risiko infeksinya yang diketahui lebih tinggi dari jenis awalnya.
Tidak hanya Indonesia, negara seperti Rusia, Korea Selatan dan Bangladesh kembali memperketat pergerakan warganya minggu lalu.
Langkah itu terpaksa harus dilakukan karena kekhawatiran pada ancaman varian Delta, yang pertama kali berkembang di India.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Varian Covid-19 Delta yang Tak Tertangani Bakal Lumpuhkan Ekonomi Global
Cameron Herrin, pria berusia 21 tahun mengumpulkan simpati dari masyarakat online karena ketampanannya, di balik kasus balapan liarnya di Tampa, Florida hingga membunuh seorang ibu dan anak.
World of Buzz memberitakan bahwa Herrin menjadi bintang media sosial melalui aplikasi berbagi video TikTok.
Herrin dianggap memiliki wajah tampan yang membuat pengguna TikTok terutama kaum hawa dari berbagai negara memberikan dukungan kepadanya, termasuk netizen Indonesia.
Wanita dari berbagai negara menyuarakan keprihatinan mereka pada tersangka berusia 21 tahun ini karena dijatuhi hukuman penjara selama 24 tahun, 3 tahun setelah insiden tragis itu terjadi.
Baca berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Pebalap Mini Cooper Nyasar, Tiba-tiba Masuk ke Sirkuit Balapan Mercy
WHO menambahkan obat penghambat reseptor interleukin-6, ke dalam daftar obat perawatan yang diharapkan dapat menyelamatkan pasien Covid-19.
Itu merupakan obat kedua yang direkomendasikan WHO efektif melawan penyakit ini, saat pandemi terus meningkat di seluruh dunia.
WHO mengatakan obat-obatan bekerja sangat baik bila digunakan bersama corticosteroids, yang direkomendasikan pada September 2020.
Bagaimana kelanjutan beritanya? Anda dapat membaca berita ini secara lengkap di sini.
Baca juga: Final Euro 2020 Dikhawatirkan Jadi Pemicu Penyebar Covid-19 Varian Delta
Presiden Haiti Jovenel Moise dibunuh sekelompok pria bersenjata di rumahnya.
Sementara itu, ibu negara Haiti Martine Moise dilaporkan terluka akibat serangan tersebut dan kini sedang dirawat di rumah sakit.
Sekelompok pria bersenjata itu tiba-tiba menyerang kediaman Moise di ibu kota, Port-au-Prince, pada Rabu (7/7/2021) malam waktu setempat.
Pembunuhan Moise berisiko semakin mengacaukan negara tersebut sebagaimana dilansir Al Jazeera.
Pemerintah darurat Haiti pun memberlakukan periode keamanan khusus di negara karibia tersebut. Baca berita berita selengkapnya di sini.
Baca juga: Fakta Pembunuh Presiden Haiti Mulai Terkuak, Ini Detilnya
Sebagai boygroup terbesar di Korea Selatan yang mungkin paling mendunia BTS lebih dari sekadar fenomena.
Tak hanya musik yang ditawarkan, tapi juga fanatisme. Lihat saja betapa "gilanya" paket McDonald's BTS Meal yang meledak beberapa waktu lalu.
Fanatisme pada BTS rupa-rupanya bisa dibilang "menakutkan". Fans militan boy group beranggotakan RM, Jin, Suga, J-Hope, Jimin, V, dan Jungkook ini tak sebatas pada idolanya, melainkan juga tak ragu untuk "menyerang" kritik atas idolanya.
Baca berita selengkapnya soal 4 sosok, organisasi, dan media yang pernah mengkritik BTS, dalam artikel berikut ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.