Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Vaksin Sinovac Kurang Efektif Lawan Covid-19 Varian Gamma di Brasil

Kompas.com - 09/07/2021, 06:37 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

BRASILIA, KOMPAS.com - Vaksin Sinovac atau CoronaVac yang diandalkan Brasil dalam melawan wabah Covid-19 kurang efektif melawan varian Gamma yang pertama kali terdeteksi di sana.

Dalam studi kecil, para peneliti di Universitas Campinas Brasil menerangkan, antibodi yang dihasilkan oleh vaksin Sinovac bekerja kurang baik melawan varian Gamma dibandingkan jenis virus corona sebelumnya.

Covid-19 varian Gamma sendiri kemungkinan dapat menginfeksi ulang orang yang sebelumnya pernah terpapar.

Baca juga: Singapura Bedakan Perlakuan untuk Penerima Vaksin Sinovac, Pfizer, dan Moderna

Para peneliti menambahkan, kemampuan virus corona varian Gamma untuk menghindari respons sistem kekebalan menunjukkan bahwa virus dapat beredar pada individu yang sudah divaksin, bahkan di daerah dengan tingkat vaksinasi tinggi, dikutip dari AFP.

Penelitian dilakukan dengan memasukkan varian Gamma dan jenis virus corona sebelumnya ke antibodi dalam plasma darah, dari 53 orang yang sudah disuntik vaksin Covid-19 dan 21 orang yang sebelumnya pernah terinfeksi.

Dari 53 orang di kelompok vaksinasi, 18 orang baru disuntik satu dosis, 20 orang sudah diinjeksi dua dosis, dan 15 lainnya divaksinasi dalam uji klinis Sinovac pada Agustus 2020.

Hasilnya ditemukan bahwa varian Gamma mampu lolos dari antibodi hampir semua peserta yang baru disuntik satu dosis, serta mereka yang divaksinasi pada 2020.

Sementara itu, antibodi dari orang-orang yang baru divaksinasi tidak seefektif dibandingkan melawan varian virus corona sebelumnya.

Baca juga: China Sahkan Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac ke Anak Usia 3-17 Tahun

Studi yang dipublikasikan di The Lancet Microbe ini juga menemukan, antibodi yang dihasilkan oleh infeksi sebelumnya harus sembilan kali lebih tinggi untuk mencegah infeksi Gamma.

Para penulis mengatakan, hasil itu berarti orang yang sembuh dari Covid-19 dapat terinfeksi kembali.

Namun, mereka berkata, karena uji klinis menunjukkan vaksin Sinovac efektif dalam mencegah penyakit parah dan kematian, bisa jadi respons imunnya lebih kompleks.

Vaksin Sinovac disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk penggunaan darurat pada Juni 2021.

Saat itu WHO mengatakan, vaksin Sinovac memiliki kemanjuran 51 persen terhadap Covid-19 bergejala dan 100 persen mencegah rawat inap.

Baca juga: Vaksin Sinovac Dapat Persetujuan WHO untuk Penggunaan Darurat

Namun, hasil dari uji coba fase 3 CoronaVac di Turki yang tidak melibatkan varian baru menemukan bahwa dua dosis vaksin Sinovac memiliki kemanjuran 83,5 persen perlindungan terhadap infeksi bergejala.

Uji coba di Turki juga menemukan bahwa vaksin Sinovac 100 persen efektif mencegah rawat inap.

Penelitian ini melibatkan 6.559 peserta yang menerima vaksin, dan 3.470 yang diberi plasebo.

Semua sampel adalah orang dewasa berusia antara 18-59 tahun, dan diberi dua dosis dengan jarak 14 hari.

Baca juga: Vaksin Covid-19 Sinovac Disebut Sangat Efektif di Indonesia, Bagaimana di Negara Lain?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Swedia Janjikan Bantuan Militer Rp 20,26 Triliun ke Ukraina

Global
Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Tank-tank Israel Terus Menuju Jantung Kota Rafah, Perang Bisa Berlanjut Sepanjang Tahun

Global
Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Polandia Minta Barat Izinkan Ukraina Pakai Senjata Pasokan untuk Serang Wilayah Rusia

Global
Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Ikuti Rusia, Belarus Tangguhkan Partisipasi di Perjanjian Pasukan Konvensional Eropa

Global
 Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Temuan Terbaru Penyelidikan Insiden Turbulensi Parah Singapore Airlines

Global
Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Rusia Bergeser ke Arah Ekonomi Perang, AS Mulai Siapkan Sanksi Khusus

Global
WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

WHO Beri Peringatan Keras, Serangan Israel ke Rafah Bisa Hancurkan Rumah Sakit Terakhir

Global
Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Korsel Sebut Korea Utara Terbangkan Balon Isi Sampah dan Kotoran ke Perbatasan

Global
Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Terkait Berita Presiden Lai Dikecam Publik, Berikut Klarifikasi Kantor Perwakilan Taiwan di Indonesia

Global
Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Kredibilitas Biden Dipertanyakan Setelah Serangan Brutal Israel ke Rafah

Global
Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Melihat Dampak dari Mengakui Palestina sebagai Negara

Internasional
Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Israel Klaim Senjatanya Sendiri Tak Mungkin Picu Kebakaran Besar yang Tewaskan 45 Orang di Rafah

Global
Bagaimana Rencana 'The Day After' Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Bagaimana Rencana "The Day After" Bisa Bantu Mengakhiri Perang di Gaza

Internasional
Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Jelang Pemilu, Meksiko Akan Kerahkan 27.000 Tentara dan Garda Nasional

Global
Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel...

Saat Politikus AS Nikki Haley Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel...

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com