BANGKOK, KOMPAS.com - Thailand berencana 100 hari lagi akan membuka kembali industri pariwisatanya untuk turis mancanegara, tetapi diragukan aman ketika kasus Covid-19 tiba-tiba melonjak.
Thailand mencatat ada sebanyak 7.000 kasus dan 75 angka kematian karena Covid-19 pada Kamis (8/7/2021).
Thailand pada akhir tahun lalu telah sukses dalam melawan virus corona, dengan berkurangnya kasus Covid-19 hingga 1 digit.
Baca juga: Dirjen WHO: Dunia dalam Titik Berbahaya Pandemi Covid-19
Namun, terjadinya lonjakan kasus terkait infeksi varian Delta yang lebih menular, membuat Negeri Gajah Putih ini sepertinya harus menunda rencana buka kembali, seperti yang dikutip dari BBC pada Kamis (8/7/2021).
Lonjakan kasus Covid-19 telah membuat sistem kesehatan negara di bawah tekanan, dengan laporan menunjukkan bahwa banyak rumah sakit telah kehabisan tempat tidur untuk pasien yang sakit kritis.
Pihak berwenang mengumumkan awal pekan ini bahwa mereka berencana untuk mengubah terminal di bandara menjadi rumah sakit lapangan dengan unit perawatan intensif. Rumah sakit akan menyediakan setidaknya 5.000 tempat tidur.
Baca juga: Setengah Kematian Global Akibat Covid-19 Terjadi di Benua Amerika
Pada Juni, Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-O-Cha menetapkan bahwa 120 hari lagi negara akan membuka kembali sepenuhnya aktivitas bisnis dan mengizinkan wisatan asing yang sudah divaksin untuk masuk.
Chan-ocha mengatakan Thailand tidak dapat "menunggu lagi untuk membuka kembali, ketika semua orang sudah divaksin penuh dengan dua suntikan atau ketika dunia sudah bebas virus".
Pada akhir pekan lalu, Thailand membuka pintunya untuk gelombang pertama turis bebas karantina di Phuket.
Sekitar 2.000 pelancong telah masuk ke Phuket sejak "Phuket Sandbox" dimulai. Phuket Sandbox adalah skema pulau untuk menghidupkan kembali pariwisata.
Baca juga: Kematian akibat Covid-19 Tinggi, Thailand Berkukuh Buka Phuket
Pada Rabu (7/7/2021), Phuket melaporkan kasus Covid-19 pertama dari luar negeri, seorang pelancong pria dari Uni Emirat Arab.
Sebagian besar kasus Covid-19 di Thailand sebelumnya ditelusuri hanya bersumber dari ibu kota Bangkok.
Para ahli mengatakan satu-satunya jalan keluar dari gelombang kasus Covid-19 yang muncul kembali adalah lockdown. Pembatasan yang lebih ketat telah ditempatkan di restoran kota dan lokasi konstruksi, tetapi lockdown penuh sejauh ini telah dihindari.
Lockdown yang ketat adalah satu-satunya jalan keluar," kata Dr Anan Jongkaewwattana, direktur unit penelitian di Pusat Nasional untuk Rekayasa Genetika dan Bioteknologi, kepada Bloomberg.
“Jika situasi ini terus berlanjut, wabah Thailand akan lebih buruk dari pada Indonesia secara per kapita, dengan sebanyak 20.000 kasus per hari dalam beberapa bulan ke depan,” kata Dr Anan.
Baca juga: Daftar Negara Uni Eropa yang Buka Pintu untuk Turis Sudah Vaksin Covid-19