KABUL, KOMPAS.com - Pangkalan Bagram di Afghanistan dilaporkan dijarah sekelompok orang setelah ditinggalkan AS dan sekutunya.
Washington dan aliansinya yang tergabung di NATO hengkang pada akhir pekan, dilaporkan tanpa memberi tahu komandan baru Afghanistan.
Pemerintah AS kemudian mengonfirmasinya, sekaligus menyatakan proses penarikan pasukan akan selesai pada akhir Agustus.
Baca juga: AS dan Sekutunya Sudah Tinggalkan Pangkalan Bagram di Afghanistan
Pangkalan Bagram merupakan kunci penting operasi militer "Negeri Uncle Sam" dalam dua deka terakhir.
Lapangan udara itu menjadi saksi upaya AS mengalahkan Taliban, melacak Osama bin Laden dan kelompok Al Qaeda yang dipimpinnya.
Selain itu, pangkalan tersebut juga membantu keamanan pemerintah Afghanistan saat ini di tengah gempuran Taliban.
Hengkangnya AS dan sekutunya di Bagram dimanfaatkan sekelompok orang untuk melakukan penjarahan.
Dilaporkan AP via New York Post Senin (5/7/2021), para penjarah menerobos gerbang utara dan mennju ke barak pasukan.
Mereka sempat menyerbu gudang penyimpanan sebelum diusir patroli tentara yang kebetulan tengah melintas.
Baca juga: Pangkalan Bagram: Kunci Operasi AS dan Sekutunya di Afghanistan
Komandan pangkalan yang baru, Jenderal Mir Asadullah Kohistani berujar, mereka memang mendengar rumor penarikan tentara Barat.
"Akhirnya pada pukul 07.00 paginya, kami mendapatkan konfirmasi bahwa mereka sudah meninggalkan Bagram," kata Kohistani.
Salah satu tentara pemerintah, Naematullah, dalam satu malam AS dan sekutunya hengkang begitu saja dari Bagram.
"Mereka sama sekali tak memberi tahu militer Afghanistan yang melakukan patroli di area luar," kecam Naematullah.
Prajurit veteran Abdul Raouf berujar, awalnya dia mengira para penjarah tersebut sebagai kelompok Taliban.
Selain itu, dia merespons klaim Washington bahwa mereka sudah menelepon dari bandara Kabul dan mengabarkan kepergian mereka.
Baca juga: Tentara AS Tinggalkan Pangkalan Bagram di Afghanistan, Taliban Gembira