SEATTLE, KOMPAS.com - Sebuah studi dari ilmuwan menyebut China menutup-nutupi pasien nol Covid-19 dengan menghapus data virus corona.
Studi ini juga menunjukkan, virus corona sudah menjadi bencana sebelum terdeteksi di pasar basah.
Disebutkan pula bahwa Covid-19 awal yang diselidiki oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tidak sepenuhnya mewakili jenis virus yang beredar di bulan-bulan pertama.
Baca juga: Ilmuwan Buru Wanita China Berjuluk Pasien Su, Diduga Pasien Nol Covid-19
Laporan itu dimasukkan dalam makalah penelitian, "Pemulihan data sekuensing mendalam yang dihapus menyoroti lebih banyak tentang epidemi SARS-CoV-2 Wuhan awal", oleh Jesse Bloom, profesor di Pusat Penelitian Kanker Fred Hutch yang berbasis di Seattle, Amerika Serikat (AS).
Kumpulan data yang berisi urutan SARS-CoV-2 dari awal epidemi Wuhan dihapus dari Arsip Baca Urutan Institut Kesehatan Nasional, menurut makalah yang keluar pada Rabu (23/6/2021), dikutip dari The Sun.
“Saya memulihkan file yang dihapus dari Google Cloud, dan merekonstruksi sebagian urutan dari 13 virus epidemi awal,” tulis Prof Boom dalam abstrak laporan tersebut.
Dia tidak menemukan alasan masuk akal untuk file hilang yang dihapus, dan penjelasan paling mungkin menurutnya, adalah China menghapusnya untuk mengaburkan keberadaan mereka.
"Sampel dari pasien rawat jalan awal di Wuhan adalah tambang emas bagi siapa pun yang ingin memahami penyebaran virus,” tulisnya.
"Tidak ada alasan ilmiah yang masuk akal untuk penghapusan: urutannya sangat sesuai dengan sampel yang dijelaskan dalam Wang et al. Oleh karena itu, tampaknya urutan itu dihapus untuk mengaburkan keberadaannya."
Baca juga: China Klaim Sudah Beri Satu Miliar Dosis Vaksin Covid-19 pada Warganya