Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Didesak Selidiki Presiden Baru Iran Atas Pembunuhan pada 1980-an

Kompas.com - 23/06/2021, 16:16 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Daily Mail

"Mayat mereka disiram dengan disinfektan, dikemas dalam truk pendingin dan dikubur pada malam hari di kuburan massal," ujar Robertson.

Sampai hari ini, kerabat belum diberitahu di mana orang yang mereka cintai dimakamkan.

Baca juga: Presiden Baru Iran Ebrahim Raisi Dituding Siksa Perempuan Hamil

Amnesty International telah mengatakan bahwa presiden baru Iran harus diadili atas kebrutalannya selama bertahun-tahun, dari pada menikmati "kekebalan berdaulat" sebagai kepala negara.

Mendiang Ayatollah Montazeri yang berdiri sebagai oposisi rezim penguasa Iran saat itu, pernah memperingatkan Raisi dan antek-anteknya bahwa masa lalu mereka yang berdarah adalah "noda yang tidak akan pernah bisa mereka bersihkan".

Namun bagi Raisi, para korban pengadilan kejam Republik Islam itu telah "korup di hadapan Tuhan".

Sehingga, pembersihan barbar dan sesi penyiksaan adalah lencana kehormatan, bukti kehandalan totalnya untuk rezim di Iran.

Menjelang pemilihan, Raisi menampilkan dirinya sebagai lawan korupsi yang kejam.
Beberapa tahun yang lalu juga dia mengatakan kepada audiensi Pengawal Revolusi Iran, "Kami tidak hanya akan memotong jari, tetapi juga memotong tangan para koruptor."

Baca juga: Hezbollah Sebut Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi sebagai Pelindung

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Pria Rusia Dituntut karena Mewarnai Rambutnya Kuning, Biru, dan Hijau

Global
Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Otoritas Cuaca AS Sebut Dampak Badai Matahari Kuat yang Hantam Bumi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com