"Mayat mereka disiram dengan disinfektan, dikemas dalam truk pendingin dan dikubur pada malam hari di kuburan massal," ujar Robertson.
Sampai hari ini, kerabat belum diberitahu di mana orang yang mereka cintai dimakamkan.
Baca juga: Presiden Baru Iran Ebrahim Raisi Dituding Siksa Perempuan Hamil
Amnesty International telah mengatakan bahwa presiden baru Iran harus diadili atas kebrutalannya selama bertahun-tahun, dari pada menikmati "kekebalan berdaulat" sebagai kepala negara.
Mendiang Ayatollah Montazeri yang berdiri sebagai oposisi rezim penguasa Iran saat itu, pernah memperingatkan Raisi dan antek-anteknya bahwa masa lalu mereka yang berdarah adalah "noda yang tidak akan pernah bisa mereka bersihkan".
Namun bagi Raisi, para korban pengadilan kejam Republik Islam itu telah "korup di hadapan Tuhan".
Sehingga, pembersihan barbar dan sesi penyiksaan adalah lencana kehormatan, bukti kehandalan totalnya untuk rezim di Iran.
Menjelang pemilihan, Raisi menampilkan dirinya sebagai lawan korupsi yang kejam.
Beberapa tahun yang lalu juga dia mengatakan kepada audiensi Pengawal Revolusi Iran, "Kami tidak hanya akan memotong jari, tetapi juga memotong tangan para koruptor."
Baca juga: Hezbollah Sebut Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi sebagai Pelindung
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.