Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Kerajaan Inggris Alami Krisis 40 Jam Usai Wawancara Harry dan Meghan dengan Oprah

Kompas.com - 22/06/2021, 17:36 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Newsweek

Lacey menggambarkan bagaimana seminggu setelah pemberitaan itu, "penasihat istana" mengungkapkan sebuah firma hukum pihak ketiga telah dipanggil untuk meninjau tuduhan tersebut.

Sejarawan kemudian menulis: "Seminggu kemudian kebocoran lain mengungkapkan rencana penunjukan 'kepala keragaman istana' untuk menangani masalah rasial.”

Sementara itu, sumber senior kerajaan mengakui, Kerajaan Inggris belum melihat kemajuan yang diinginkan.

Sumber itu juga mengakui masih banyak yang harus dilakukan dan istana akan selalu dapat meningkatkan tanggapan atas isu rasial tersebut.

"Keanekaragaman! Keanekaragaman! Meghan dan Harry telah memberikan beberapa pukulan saat berbicara dengan Oprah, dengan cara yang benar-benar tidak kekeluargaan. Tetapi tidak mungkin untuk menyingkirkan kebenaran esensial mereka,” tulis Lacey dalam bukunya.

"Ketika Meghan tiba di Istana Buckingham sekitar tiga tahun sebelumnya dan berjalan menyusuri koridor mana pun—atau koridor istana lain mana pun—untuk memasuki kantor mana pun, wajah hampir setiap pejabat senior yang ditemuinya berkulit putih."

Baca juga: Ratu Elizabeth II Tidak Akan Tinggal Diam Kesalahpahaman Beredar Soal Pangeran Harry dan Meghan

Namun, kurang dari tiga bulan setelah pengumuman pada Maret, dokumen yang digali oleh The Guardian mengungkapkan Istana Buckingham memiliki kebijakan untuk tidak mempekerjakan "imigran kulit berwarna atau orang asing" untuk pekerjaan administrasi, sampai setidaknya akhir 1960-an.

Surat kabar itu menemukan di Arsip Nasional Inggris sebuah memo internal pemerintah yang tidak diklasifikasikan, yang ditulis oleh pegawai negeri Departemen Dalam Negeri, TG Weiler, pada Februari 1968.

Pada saat itu, pemerintah Partai Buruh ingin memperkenalkan undang-undang baru untuk melarang diskriminasi di tempat kerja. Tetapi Istana Inggris disebut menegosiasikan adanya pengecualian.

Weiler merangkum pertemuannya dengan Lord Tryon, penjaga dompet rahasia, di mana penasihat keuangan keluarga kerajaan senior itu menguraikan tiga jenis pekerjaan di istana.

Menurut memo yang diterbitkan di The Guardian, ini termasuk: "(a) Jabatan senior, yang tidak diisi oleh iklan atau oleh sistem penunjukan terbuka dan yang mungkin akan diterima sebagai di luar lingkup RUU; (b) petinggi dan pos-pos kantor lainnya, yang sebenarnya bukan merupakan praktik untuk menunjuk orang-orang berwarna, imigran atau orang asing; dan (c) pos-pos domestik biasa di mana pelamar kulit berwarna dipertimbangkan secara bebas, tetapi yang bagaimanapun juga akan dicakup oleh pengecualian umum yang diusulkan untuk pekerjaan rumah tangga."

Baca juga: Pangeran Harry dan Meghan Markle Tak Minta Izin Ratu Elizabeth II Pakai Nama Lilibet

Seorang juru bicara Istana Buckingham menanggapi pemberitaan itu kepada Newsweek melalui email.

"Klaim berdasarkan percakapan orang kedua lebih dari 50 tahun yang lalu, tidak boleh digunakan untuk menarik atau menyimpulkan kesimpulan tentang peristiwa atau operasi modern,” klaimnya dalam pernyataan itu.

Tanggapan terbaru Istana Inggris itu mengaku prinsip-prinsip seperti Pelamar dan Persetujuan dari Mahkota (Ratu), sudah lama ditetapkan dan dikenal luas.”

Namun katanya, rumah tangga Kerajaan dan Penguasa Inggris mematuhi ketentuan Undang-Undang Kesetaraan, pada prinsipnya dan dalam praktiknya.

Ini diklaim tercermin dalam keragaman, inklusi, dan martabat dalam kebijakan, prosedur, dan praktik kerja di dalam Rumah Tangga Kerajaan Inggris.

"Setiap pengaduan yang mungkin diajukan berdasarkan Undang-undang mengikuti proses formal, yang menyediakan sarana untuk mendengarkan dan memperbaiki pengaduan apa pun."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com