IAEA mengakui mengetahui laporan tentang pabrik tersebut, tetapi menolak berkomentar.
Konstruksi PLTN Iran, di pantai bagian utara Teluk Persia, dimulai di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi Iran pada pertengahan 1970-an.
Setelah Revolusi Islam 1979, pabrik itu berulang kali menjadi sasaran dalam perang Iran-Irak. Rusia kemudian menyelesaikan pembangunan fasilitas tersebut.
Baca juga: Sama-sama Punya Pemimpin Baru, Ini Perbandingan Kekuatan Militer Iran-Israel
PLTN Bushehr terletak di dekat garis patahan aktif Iran. Konstruksinya dibangun tahan terhadap guncangan kuat, dan secara berkala telah diguncang gempa.
Tapi, tidak ada gempa bumi signifikan yang dilaporkan di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.
Di sisi lain, Uni Eropa (UE) pada Minggu (20/6/2021) memimpin pertemuan terakhir di Wina dari pembicaraan putaran keenam antara Rusia, China, Jerman, Perancis, Inggris dan Iran.
Negara-negara yang terlibat dalam negosiasi berusaha menyelesaikan masalah utama. Yakni tentang bagaimana mengembalikan AS ke dalam perjanjian nuklir penting 2015, setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar secara sepihak pada 2018.
Trump juga memulihkan dan menambah sanksi, untuk mencoba memaksa Teheran merundingkan kembali pakta tersebut dengan lebih banyak konsesi.
Pertemuan UE diadakan pertama kali sejak kepala kehakiman garis keras Iran, Ebrahim Raisi, menang telak dalam pemilihan presiden negara itu Jumat lalu (18/6/2021).
Beberapa diplomat menyatakan keprihatinan bahwa pemilihan Presiden baru Iran Ebrahim Raisi dapat memperumit kemungkinan kembalinya perjanjian nuklir.
Baca juga: Presiden Baru Iran Ebrahim Raisi Dituding Siksa Perempuan Hamil
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.