Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Satu-satunya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Iran Ditutup Darurat

TEHERAN, KOMPAS.com - Satu-satunya pembangkit listrik tenaga nuklir Iran, PLTN Bushehr, mengalami penutupan darurat sementara tanpa penjelasan lebih lanjut, menurut TV pemerintah negara itu.

Hal itu disampaikan pejabat dari perusahaan listrik negara Tavanir, Gholamali Rakhshanimehr, dalam acara bincang-bincang yang ditayangkan pada Minggu (20/6/2021) melansir AP.

Menurutnya, penutupan PLTN Bushehr dimulai pada Sabtu (19/6/2021), dan akan berlangsung selama tiga hingga empat hari.

Dia mengakui kemungkinan terjadi pemadaman listrik karena penutupan itu, namun tidak memberikan rincian tambahan.

Ini adalah pertama kalinya Iran melaporkan penutupan darurat reaktor di kota pelabuhan selatan Bushehr itu.

Pembangkit tersebut beroperasi pada 2011 dengan bantuan dari Rusia.

Iran diharuskan mengirim bahan bakar bekas dari reaktor kembali ke Rusia sebagai tindakan nonproliferasi nuklir.

Laporan itu muncul ketika para diplomat tinggi mengatakan bahwa kemajuan lebih lanjut telah dibuat pada pembicaraan Minggu (20/6/2021), antara Iran dan kekuatan global.

Dialog itu mencoba memulihkan perjanjian penting 2015, untuk menahan pengembangan nuklir Iran yang ditinggalkan oleh pemerintahan Trump.

Mereka mengatakan sekarang terserah kepada pemerintah yang terlibat dalam negosiasi, untuk membuat keputusan politik.

Sebelumnya pada hari itu, Tavanir merilis sebuah pernyataan yang mengatakan bahwa pembangkit nuklir Bushehr sedang diperbaiki, tanpa ada rincian lebih lanjut.

Dikatakan pekerjaan perbaikan akan memakan waktu hingga Jumat (24/6/2021).

Pada Maret, pejabat nuklir Mahmoud Jafari mengatakan reaktor itu dapat berhenti bekerja.

Masalahnya, Iran tidak dapat memperoleh suku cadang, dan peralatan untuk operasinya dari Rusia, karena sanksi perbankan yang diberlakukan oleh AS pada 2018.

Bushehr dinyalakan dengan uranium yang diproduksi di Rusia, bukan Iran. Operasinya juga dipantau oleh Badan Energi Atom Internasional Perserikatan Bangsa-Bangsa (IAEA PBB).

IAEA mengakui mengetahui laporan tentang pabrik tersebut, tetapi menolak berkomentar.

Konstruksi PLTN Iran, di pantai bagian utara Teluk Persia, dimulai di bawah Shah Mohammad Reza Pahlavi Iran pada pertengahan 1970-an.

Setelah Revolusi Islam 1979, pabrik itu berulang kali menjadi sasaran dalam perang Iran-Irak. Rusia kemudian menyelesaikan pembangunan fasilitas tersebut.

PLTN Bushehr terletak di dekat garis patahan aktif Iran. Konstruksinya dibangun tahan terhadap guncangan kuat, dan secara berkala telah diguncang gempa.

Tapi, tidak ada gempa bumi signifikan yang dilaporkan di daerah tersebut dalam beberapa hari terakhir.

Di sisi lain, Uni Eropa (UE) pada Minggu (20/6/2021) memimpin pertemuan terakhir di Wina dari pembicaraan putaran keenam antara Rusia, China, Jerman, Perancis, Inggris dan Iran.

Negara-negara yang terlibat dalam negosiasi berusaha menyelesaikan masalah utama. Yakni tentang bagaimana mengembalikan AS ke dalam perjanjian nuklir penting 2015, setelah mantan Presiden AS Donald Trump menarik Washington keluar secara sepihak pada 2018.

Trump juga memulihkan dan menambah sanksi, untuk mencoba memaksa Teheran merundingkan kembali pakta tersebut dengan lebih banyak konsesi.

Pertemuan UE diadakan pertama kali sejak kepala kehakiman garis keras Iran, Ebrahim Raisi, menang telak dalam pemilihan presiden negara itu Jumat lalu (18/6/2021).

Beberapa diplomat menyatakan keprihatinan bahwa pemilihan Presiden baru Iran Ebrahim Raisi dapat memperumit kemungkinan kembalinya perjanjian nuklir.

https://www.kompas.com/global/read/2021/06/21/142916070/satu-satunya-pembangkit-listrik-tenaga-nuklir-iran-ditutup-darurat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke